*Memaknai sebuah peristiwa di Duren Tiga*
Menghebohkan, menggemparkan, drama dan skenario besar akhirnya terbongkar.
Tak ada daun jatuh yang tiada sepengetahuan Allah SWT, dzat yang maha kuasa, maha agung, maha bijaksana, dzat yang esa.
Bila demikian, maka apakah peristiwa luput dari kuasa Nya?
Tentu tidak. Dia-lah yang sesungguhnya punya skenario, Dia-lah yang punya kuasa, bila tak ada siijinnya maka tak akan terjadi daun jatuh dari pohonnya.
Bagaimana memaknainya?
Sentiasa menambah ketaatan, sentiasa merenung Dia yang kuasa, akan menentukan apa dan bagaimana.
Dia maha cemburu, dia juga maha sombong.
Dia tak ingin kita menduakan Nya, tak inginkan kita memiliki kesombongan sekecil apapun. Karena Dia akan marah dan murka manakala kita tak taatiNya.
Ketaatan dan kesombongan
Ketaatan pada apa yang menjadi perintah Nya.
Kesombongan adalah pakaian Nya. Tak layak dan pantas kita makhluk yang lemah ada rasa sombong, meski pun pangkat di pundak telah mencapai tertinggi. Tak layak makhluk berbangga diri apalagi menyombongkan diri, karena Dia selalu melihat, mendengar, juga merasakan.
Bila Sang Kuasa telah tentukan dari pejabat langsung berubah dipecat dan bahkan menjadi penjahat, terhinakan.
Demikian lah kita memaknainya agar kita dapat mengambil hikmah