Tidak terasa waktu kini sudah senja. Pagi tadi, ada rasa cemas yang luar biasa. Siang tadi, rasa cemas itu hilang, namun beban terasa meningkat. Akhirnya, senja pun tiba dengan seluruh lelah yang ada, entah itu tentang pikiran pun tentang tenaga ragawi.Â
Di alun-alun kota, sengaja diri ini parkir, sekalipun perjalanan pulang belum setengahnya tercapai. Namun hati dan pikiran sudah mendesak untuk berhenti sejenak.Â
Terdengar suara merdu dari Masjid. Sekalipun aku bukan seorang Muslim, namun nada itu serasa doa di batinku.
Akhirnya ku coba pejamkan mata. Kuingat kembali perjalanan atau lebih tepatnya perjuangan hidupku sejak pagi tadi. Tiba-tiba hati ini menyerukan nama Tuhan. Nadanya penuh kepasrahan yang dibalut dengan pengharapan.Â
Karena merasa nyaman, kubiarkan suasana itu menyelimuti batinku. Sungguh, aku memang sangat membutuhkannya.Â
Dalam suasana itu, terlintas kembali pikiran yang mengatakan bahwasanya saya harus pulang. Perjalanan masih panjang. Dan aku pun turut atasnya.Â
Meski demikian, suasana itu tidak lenyap dari diriku. Motor ku terasa sangat enteng. Pundak ku, dengan segala peralatannya, tidak lagi terasa membebani. Akhirnya aku pun melaju dengan penuh keyakinan diri, kalau Tuhan masih besertaku.Â