Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Kerendahan Hati

28 Juli 2020   11:11 Diperbarui: 28 Juli 2020   11:12 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tidak pernah merasa diri untuk dihargai. Sebaliknya, dia selalu merasa diri harus menghargai. Dia tidak pernah merasa diri untuk dihormati. Sebaliknya, dia selalu merasa diri harus menghormati. Dia tidak pernah merasa diri untuk dilayani. 

Sebaliknya, dia selalu merasa diri harus melayani. Dia tidak pernah merasa diri untuk disapa. Sebaliknya, dia selalu merasa diri harus menyapa. Dia tidak pernah merasa diri untuk dicintai. Sebaliknya, dia selalu merasa diri untuk mencintai.

Itulah kerendahan hati. Dia aktif dalam kebaikan. Lalu apa yang dia terima?

Saat ia menghargai, ia pun akan dihargai. Saat ia menghormati, ia pun akan akan dihormati. Saat dia melayani, ia pun akan dilayani. Dan saat ia mencintai, ia pun akan dicintai. Kebaikan aktif yang ia lakukan membuatnya menerima kebaikan aktif pula dari orang lain.

Lalu, bagaimana jika ia tidak menerima balasan dari kebaikan yang ia lakukan? Ia tidak bersusah hati. Dalam hatinya, ia hanya punya kewajiban untuk aktif berbuat baik kepada siapa saja yang ada di sekitarnya. Kebaikan itu pun murni lahir dari dalam hatinya dan karena itu balasan yang ia terima pun berasal dari Tuhan karena Tuhan sumber kebaikan sempurna dan setiap orang yang berbuat baik dalam hidupnya mendapat tempat bagi Tuhan.

Itulah kerendahan hati. Bukan memikirkan apa yang dapat ia terima tetapi memikirkan apa yang dapat ia beri. Bukan karena ia kaya, tetapi karena ia mengerti bahwa segala kebaikan yang bisa ia lakukan adalah kekayaan yang bisa dibagikan. Selamat berendah hati. Salam kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun