Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengusaha Rusia Bangkrut Penyebab Ledakan di Beirut

8 Agustus 2020   17:34 Diperbarui: 14 Agustus 2020   16:38 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Igor Grechushkin dan Kapal Rhosus

Sebenarnya amonium nitrat merupakan bahan kimia biasa. Sering digunakan pertanian sebagai pupuk tanaman. Namun menjadi terkenal sebagai bahan peledak setelah kelompok pemberontak separatis  Irladia Utara, Irish Republican Army (IRA),  mengunakannya selama konflik dengan pemerintah Inggris.

Peristiwa rangkaian pemboman di kota London, seperti di lantai bursa saham Baltic Exchange, Bishopsgate (1992 dan 1993),serta pelabuhan Canary  (Februari 1996), semuanya memakai racikan bahan kimia tersebut yang diperkirakan takarannya hanya seperlima dari amonium nitrat yang meledak di Beirut.

Bahan itu  juga digunakan oleh Timothy McVeigh yang meledakan bom seberat dua ton di Oklahoma (1995) yang merenggut nyawa 168 orang. Juga merupakan pilihan favorit para pemberontak Taliban di Afghanistan.

Menurut para ahli kimia, sebenarnya amonium nitrat itu akan aman- aman saja, bila disimpan  dalam kondisi yang tepat. Selama ini sudah  ada protokol internasional yang mengaturnya. Tentang berapa banyak yang bisa diadakan, di mana, serta di bawah tindakan pencegahan keamanan apa. Yang terpenting,  penyimpanan bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar dan sumber panas.

Meninggalkan asam nitrat dalam jumlah banyak selama enam tahun, seolah sampah yang dibiarkan menumpuk di suatu tempat, cenderung akan selalu berakhir buruk, Hal itu dilontarkan Stewart Walker, Associate Professor dari Forensic, Environmental and Analytical Chemistry Flinders University, Australia Selatan.

Philip Ingram, seorang ahli bahan peledak dan mantan perwira intelijen militer, mengatakan: "Amonium nitrat dapat terdegradasi seiring waktu, terlebih jika disimpan dengan buruk. Jika mulai menyusut, ia mengeluarkan panas dan itu cenderung memuai sendiri. Lalu tekanannya meningkat. "

Menurut sebuah sumber berita, awal kejadiannya bermula ketika seorang tukang las sedang melakukan perbaikan keamanan gudang ditempat bahan kimia itu disimpan. Diduga percikan api  dari alat pengelas mengenai timbunan bahan kimia tersebut, maka terjadilah ledakan itu. 

Jeffrey Lewis, seorang ahli rudal dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey California, mendukung dugaan  tersebut. "Beberapa video menunjukkan amunisi, yang saya sebut popcorning, meledak seperti 'pop, pop, pop '. Sangat umum melihat api meledakkan bahan peledak. Jika Anda memiliki api yang berkobar di samping sesuatu yang mudah meledak, dan Anda tidak memadamkannya, api itu pasti akan meledak. "

Hasil rekaman video yang menunjukkan api dengan asap putih mengepul  secara terus menerus, menurut Profesor Walker, sabagai tanda adanya pembakaran  amonium nitrat. Apalagi disusul terjadinya ledakan dahsyat berwarna oranye dan coklat, itu ciri adanya nitrous dioksida yang dilepaskan saat amonium nitrat meledak.

Dan ledakan itu biasanya diakhiri dengan munculnya  awan jamur putih besar, seperti yang pernah terjadi saat Hiroshima dibom nuklir oleh Ameri Serikat pada Perang Dunia II. Faktanya, menurut Ingram, itu adalah kondensasi air yang biasa terjadi dalam ledakan besar di iklim lembab sebagai akibat gelombang ledakan supersonik yang besar.

Gelombang ledakan seperti itulah yang terjadi kemarin  di  Beirut. Menyebabkan pemandangan penyebaran kerusakan hingga 10 km jauhnya. Menurut laporan, ledakan itu bisa terdengar sejauh 150 mil dari Siprus. Meluluh lantakan sebagian besar kota Siprus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun