Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Investasi Dimakan Cacing, Omnibus Bukan Murni Ide Jokowi?

8 Oktober 2020   23:20 Diperbarui: 8 Oktober 2020   23:32 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Faizal mengibaratkan orang makan dengan makanan bergizi, tapi badan tetap kerdil. Seperti kena penyakit busung lapar. Itu makanan bergizi habis diserobot cacing dalam perut. Ia membiaskan cacing itu untuk para koruptor dan birokrasi yang tidak efisien.

OMNIBUS IDE SIAPA?

Yang menarik UU Omnibus itu ternyata bukan murni keluar dari benak Presiden Jokowi. Menurut Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, ide awalnya dari seorang Menteri.

Dia itu bernama Dr.Sofyan Djalil SH, MA, MALD.

Masih menurut LBP, Sofyan mendapat ilmu dan pemahaman itu ketika belajar di Amerika. Dan Menteri Tata Ruang/Kepala BPN itu menyampaikan idenya kepada Presiden Jokowi 4 tahun lalu.

Bagai gayung bersambut Jokowi manggut-manggut tanda setuju dengan ide anak buahnya itu.

Namun sayang ketika diformulasikan dan disyahkan menjadi UU ternyata menuai resistensi luar biasa. Ditolak habis-habisan. Bukan hanya buruh dan mahasiswa, organisasi Islam besar sekelas Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah turut menjadi penentang.

Apa yang akan terjadi? Tentu masih harus kita lihat klimaksnya. Tapi jangan khilaf bagaimana nasib paparan Covid19 dan pertumbuhan ekonomi kita yang kiipun sudah mulai terkontraksi ke angka minus.

Ada dua kemungkinan, mati karena covid atau karena kelaparan. Hanya pertolongan Allah yang tidak mustahil kita dapatkan. In Sya Allah.- ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun