Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wartawan-Wartawan Hebat, Adam Malik Tak Lulus SR Jadi Wakil Presiden

7 Oktober 2020   21:58 Diperbarui: 9 Oktober 2020   22:34 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 1959, Adam ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Duta Besar di Uni Soviet dan Polandia.

Itu awal awal dia mengenal dunia internasional dan kemudian  menjadi diplomat ulung.

Selesai  melaksanakan tugas sebagai Dubes, ia ditunjuk Bung Karno untuk memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda terkait masalah Irian Barat. Perundingan itu berlangsung di Wasington DC Amerika Serikat. Diplomasi Adam dan kawan-kawan berhasil dengan diserahkannya Irian Barat ke dalam kedaulatan Indonesia tahun 1963. Karena kelincahannya bergerak, oleh teman-teman sesama  pemuda pejuang kemerdeakaan Adam dijuluki "Si Kancil". Kancil itu adalah  seekor binatang kecil tapi lincah berlari dan cerdas berpikir.

Prestasi Adam terus melejit. Ia kemudian ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan Kabinet Kerja IV,  sekaligus Wakil Panglima Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE )

Pada tahun 1964, Adam mengundurkan diri dari Partai Murba dan masuk Sekber Golkar yang baru berdiri. Tahun 1966, di akhir pemerintahan Presiden Soekarno, Adam diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II merangkap Menteri Luar Negeri Kabinet Dwikora II. Karirnya terus berlanjut sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Ampera I dan Kabinet Pembangunan I dan II.

Penggantian Rezim dari Orde Lama ke Orde Baru tidak membuat Adam tersingkir. Presiden Suharto malah menunjuknya menjadi Menteri Luar Negeri. Jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri menghantarkan Adam menjadi Ketua Majelis Umum PBB. Dialah satu-satunya orang Indonesia yang bisa mencapai jabatan puncak di organisasi  Internasional itu. Adam juga terlibat dan menjadi pelaku sejarah berdirinya perhimpunan Negara Negara Asia Tenggara ASEAN.

Tahun 1978, -- inilah puncak karirnya di dunia politik dan Pemerintahan-- Adam yang tetap mengaku berdarah wartawan itu, diangkat  MPR menjadi Wakil Presiden ke III mendampingi Presiden Suharto.

Berkat peran dan pengabdiannya kepada Negara dan Bangsa, Adam Malik mendapatkan beberapa penghargaan dari Negara. Ia mendapatkan antara lain Bintang Maha Putera kelas IV, Bintang Adhi Pradana kelas II dan menjadi Pahlawan Nasional. 

Setahun lepas dari jabatan Wakil Presiden, Bung Kancil meninggal dunia di  Bandung   tanggal 5 September 1984. Rupanya penyakit lever telah mendekam di dalam tubuhnya selama itu. Dalam usia 67 tahun Adam Malik Batubara,  yang senang dipanggil Bung itu, melepas rohnya kembali kepada sang khaliq. Jasad mantan wakil Presiden itu disemayamkan di Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Itulah perjalanan seorang Adam Malik, seorang yang berpendidikan formal rendah tapi memiliki semangat juang dan kepemimpinan yang mumpuni. Dialah wartawan hebat yang sampai akhir hayatnya tetap mengaku darah dagingnya adalah wartawan.- ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun