Mohon tunggu...
Dede Nurul Hidayat
Dede Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Biasa

Gens Una Sumus (Kita Semua Keluarga)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Hobi Bermain Catur, Bergunakah?

5 Januari 2020   12:25 Diperbarui: 29 Maret 2021   14:45 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Galeri foto pribadi

Beberapa orang mengatakan bermain catur hanya buang-buang waktu, tak menghasilkan uang, bahkan cenderung tak berguna. Benarkah? 

Beberapa waktu yang lalu, jagat media dihebohkan dengan pernyataan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang mengharamkan catur. 

Tak ketinggalan warganet menanggapi dan mengomentari secara blak-blakan, perdebatan dan saling balas cuitan pun tak dapat dihindarkan, banyak bermunculan ulama-ulama dadakan, hingga Menteri Agama pun turun memberikan tanggapan. 

Terlepas dari pro kontra yang dikatakan, saya tidak akan ikut-ikutan menjadi ulama dadakan, karena bukan kapasitas saya juga  memberikan sebuah tanggapan. Disini saya akan mecoba membagikan kisah tentang  catur berdasarkan pengalaman, bukan kutipan apalagi karangan. 

Turnamen mini Percama UIN Bandung Sumber foto : Galeri foto pribadi.
Turnamen mini Percama UIN Bandung Sumber foto : Galeri foto pribadi.
"Chess is My Life"

Mungkin istilah tersebut cocok disematkan kepada saya, ketika saya masih menjadi mahasiswa S1 beberapa tahun silam. Catur sudah menjadi bagian dari hidup saya, bahkan teman-teman semasa kuliah dulu kebanyakan mengenal saya karena catur. 

Pada awalnya saya bukan atlet catur, melangkahkan bidak caturnya pun masih begitu amburadul, taktik dan teori apalah itu saya pun tak begitu peduli. 

Hingga pada suatu waktu, saya iseng bermain dengan orang yang dikenal jago di daerah saya. Kekalahan telak pun tak dapat dihindarkan, hingga saya dihajar habis-habisan 10-0 tanpa balasan. 

Pada awal masuk kuliah, mulailah hobi main catur pun saya salurkan, hingga ikut menginisiasi pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Tiada hari dalam hidup saya tanpa bermain catur saat itu. Saya sudah tergila-gila kepada catur. Waktu, tenaga, materi pun tak segan saya korbankan, demi mengejar cita-cita yang saya harapkan, "menjadi seorang master dan professional". 

"Apa itu catur?" 

Catur adalah suatu permainan strategi yang dimainkan pada papan kotak-kotak, terdiri dari 64 kotak, dan disusun dalam petak 8x8, biasanya diwarnai dengan warna hitam dan putih, entah apa filosofisnya saya pun tidak begitu memahaminya. 

Saya lebih tertarik kepada filosofis taktik dan stateginya. Bagi saya , catur adalah sebuah seni miniature sarat akan makna dan filosofis kehidupan di dalamnya.  

Permainan catur terdiri dari tiga bagian, yaitu: Pembukaan (opening), Babak Tengah (Middle game), dan Babak Akhir (Ending).

Dalam pembukaan, banyak sekali teori dan jurus- jurus yang bisa kita pelajari diantaranya, Serangan gambit, Ruy lopez, skotlandia, dan lain sebagainya. Selain serangan yang disebutkan tadi, ada juga pertahanan, seperti pertahanan Sicilian, pertahanan prancis, dan sebagainya. 

Semua teori dan jurus-jurus dalam permainan catur saya pelajari, saya lumat semua buku-buku catur baik yang Berbahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, difasilitasi dengan software dan aplikasi yang menunjang hobi saya.

"Catur seperti miniatur kehidupan," 

Setiap langkah yang akan kita jalankan menentukan bagaimana akhirnya, Raja, Menteri, Gajah, Kuda, Benteng bahkan pion ikut menghiasi petak-petak dalam permainan catur yang biasanya dimainkan oleh 2 orang ini. Posisi, serangan, ancaman, balasan menjadi satu kesatuan yang menentukan bagaimana akhir dari sebuah permainan. 

Semua struktur kekuasaan dalam catur bisa dimakan, mulai dari Menteri hingga pion, kecuali raja. kenapa? karena raja hanya boleh di bunuh, tapi tidak boleh dimakan. 

Akhir dari sebuah permainan catur adalah mematikan raja, bukan memakan raja. Karena raja adalah symbol dari suatu struktur kekuasaan. 

Akhir dari permainan catur selain dari mematikan raja, terdapat pula jam catur yang menentukan bagaimana seseorang bisaa kalah atau menang dalam permainan catur. 

Ketika dimaknai dalam kehidupan, waktu merupakan suatu elemen penting, semua orang mungkin sependapat kalo saya katakann waktu adalah sesuatu yang berharga. Entah raja bisa sampai mati atau tidak ketika waktu yang ditentukan sudah habis, permainan catur dianggap selesai. Begitupun kekuasaan, tidak ada yang abadi. 

"Manfaat Bermain Catur"

Selama saya menggeluti hobi saya di catur, banyak sekali manfaat yang bisaa saya rasakan, dan mungkin akan saya tularkan kepada teman-teman setia pembaca kompasiana.com di antaranya: 

  1. Bermain catur membantu saya melatih konsentrasi, ketika bermain catur saya dituntut harus konsentrasi, dan ketika itu dilakukan secara konsisten dan terus menerus daya focus saya semakin meningkat, itu sejalan dengan prestasi akademik saya. 
  2. Bermain catur membuat saya berfikir rasional, membuat planning, lebih cepat menemukan masalah, dan menyelesaikannya.
  3.  Melatih kesabaran, ya memang bermain catur harus sabar kalo engga bisa kalah karena blunder.
  4. Meningkatkan imaginasi dan daya kretivitas,
  5. Mencegah alzeimer pada usia tua, (mungkin ini satu-satunya yang belum saya rasakan :V

Memang banyak sekali manfaat catur bagi perkembangan tubuh dan otak kita, pertanyaannya:

" Apakah catur bisa menghidupi kita?" 

" Apakah catur bisa memberi makan keluarga kita?" 

" Apakah catur punya prospek ke depannya?"

Mungkin itu beberapa curahan kegalauan di antara teman-teman semua, oke saya coba bantu jawab. 

Catur merupakan salah satu cabang olahraga resmi di Dunia termasuk Indonesia, Persatuan catur Seluruh Indonesia (PERCASI) merupakan badan resmi yang ada di Indonesia, berbagai kejuaraan baik regional, nasional, maupun Internasional sering di adakan setiap tahunnya. 

Tentu pundi-pundi uang yang bisa kita dapatkan akan banyak ketika kita mengikuti kejuaraan tersebut. Sebagai contoh, Penghasilan Grand Master seperti Magnus Carlsen, Hikaru Nakamura, Anish Giri dan yang lainnya, sekali kejuaraan dunia bisa menghasilkan 1-2 juta dollar.

Itu belum ditambah uang dari sponsor, melatih, maupun menulis buku. Di kancah nasional pun puluhan bahkan ratusan juta bisa kita raih dengan mengikuti kejuaraan catur. 

"Tapi itu kan buat Atlet, bagaimana buat amatiran yang cuman sekedar hobi?"

Untuk para penggila main catur, tukang ojek, satpam, tukang ronda dan yg cuman sekedar hobi lainnya, tenang.. saya belum selesai menulis hehe... 

Nah untuk yang non master (istilah halus saya) banyak kejuaraan/turnamen yang di adakan di berbagai kota dan daerah, saya kasih contoh turnamen Liga Percasi Kab Bandung, Kab Tasikmalaya, Kab. Garut dan daerah lainnya. KCP Polban, Japfa Chess turnamen, Mawar Sebelas Cup, dan masih banyak yang lainnya tidak muat saya tulis, saking banyaknya hehe. 

Nah kejuaraan-kejuaraan tersebut dikhususkan buat non master, yang sekedar hobi tapi bisa menghasilkan dengan hadiah menggiurkan bisa mendapatkan puluhan juta dalam sehari, wow!

Terakhir, untuk memotivasi teman-tema  semua, berawal dari hobi menjadi sebuah prestasi. "Jangan pernah meremehkan arti sebuah proses" dan ingatlah dalam pikiran, tanamkan dalam jiwa, dan bulatkan dalam tekad "Proses tidak akan pernah mengkhianati hasil".

Penyerahan Medali PIONIR antar PTKIN Tahun 2015. Sumber foto : Galeri foto pribadi.
Penyerahan Medali PIONIR antar PTKIN Tahun 2015. Sumber foto : Galeri foto pribadi.
Kalaupun saya tidak ditakdirkan untuk berprestasi di bidang ini, tapi sampai kapan pun saya tidak akan pernah menyesal. Sebuah perjuangan, dan pengorbanan, membentuk suatu  pertemanan dan persahabatan hingga membentuk suatu hubungan kekeluargaan. 

Sejalan dengan motto "gens una sumus" yang artinya kita semua keluarga, disatukan dalam sebuah permainan catur. Olah Raga, Olah Rasa, dan Olah Karsa menjadi satu kesatuan yang utuh yang bernama "CATUR". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun