Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kilas Balik: Lima Fakta Menarik dalam Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020

10 Agustus 2021   16:37 Diperbarui: 10 Agustus 2021   17:40 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim yang masih bermain terbuka seperti AS, Australia, dan Belanda, gagal ke final. Sumber: diolah dari Wikipedia.org oleh penulis

Namun, ketika Olimpiade Tokyo 2020 terhelat, kita mulai disuguhkan permainan yang sudah kompleks dan beberapa gaya main di posisi tertentu terlihat sudah sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Misalnya, pada posisi penjaga gawang.

Di sana, sebelum Olimpiade Tokyo 2020, kita masih melihat penjaga gawang yang cenderung tidak mampu atau memang enggan melompat ke sisi terjauh dari titik tumpunya. Mereka jarang meregangkan tubuh untuk menutup ruang-ruang kosong yang dituju arah datangnya bola.

Ini yang semakin diperparah dengan seringnya para pemain lawan mencoba melakukan tendangan spekulasi jarak jauh. Biasanya, tendangan seperti ini dapat menjadi gol, karena bola yang akurat mengarah ke gawang gagal dijangkau oleh kiper. Kenapa?

Selain faktor salah penempatan diri (positioning), mereka juga kurang mampu dalam membaca arah datangnya bola, dan sering terlihat ragu untuk melompat dan meregangkan tubuh secara maksimal selayaknya kiper-kiper di sepak bola putra yang dewasa ini makin terlihat seperti Spider Man.

Namun, pemandangan "janggal" itu kemudian seperti mulai terkikis. Seiring berjalannya waktu, kiper-kiper di sepak bola putri mulai terlihat sudah 11-12 dengan kiper di sepak bola putra.

Gaya bermain kiper di cabor sepak bola putri Olimpiade Tokyo 2020 terlihat berbeda dari sebelumnya. Sumber: via En.nhandan.org.vn 
Gaya bermain kiper di cabor sepak bola putri Olimpiade Tokyo 2020 terlihat berbeda dari sebelumnya. Sumber: via En.nhandan.org.vn 


Kiper sudah berani ikut berduel di udara selayaknya di sepak bola putra. Sumber: via Africagiantnews.com.ng
Kiper sudah berani ikut berduel di udara selayaknya di sepak bola putra. Sumber: via Africagiantnews.com.ng

Mereka mulai berani melompat tinggi, melompat ke tiang jauh, meregangkan tubuh semaksimal mungkin, dan mampu membaca arah bola dengan baik. Perubahan ini yang kemudian juga selaras dengan permainan di tengah lapangan yang makin kompleks.

Para pemain yang sedang membangun serangan mulai tidak lagi hanya bergantung pada dua-tiga pemain terdepan, melainkan sudah melibatkan pemain-pemain dari lini kedua dan ketiga. Artinya, tren full-back tidak hanya berlaku di sepak bola putra, melainkan juga di sepak bola putri.

Imbasnya, skor pertandingan tidak lagi sering banjir gol. Ini karena mereka sudah sulit mencetak gol lewat tendangan spekulasi jarak jauh.

Sekarang, mereka harus membuat peluang dengan mengurung pertahanan lawan, mendorong pertahanan lawan untuk mundur semakin dalam, atau melibatkan lebar lapangan untuk membongkar pertahanan lawan yang sudah rapat dan mampu bertransisi cepat dari menyerang ke bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun