Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Pilih Pakaian Bekas Merek Internasional atau Pakaian Baru Merek Lokal?

3 Desember 2020   10:21 Diperbarui: 4 Desember 2020   19:09 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memilih dan mencoba pakaian di gerai fashion. Gambar: Pexels/Mentatdgt.

"... belilah pakaian karena kebutuhan bukan tren."

Setelah beberapa kali membaca tulisan tentang pakaian bekas, saya mulai berpikir. Apakah hanya saya yang tidak ingin membeli pakaian bekas?

Terlepas dari urusan ekonomi, saya memikirkan hal lain tentang pakaian bekas. Bekas, artinya pernah dipakai orang lain, dan saya harus mau memakainya.

Sebenarnya, saya juga pernah memakai pakaian bekas, tapi punya teman. Itu pun pinjam, walau ujung-ujungnya jarang yang kembali ke empunya.

Biasanya saya pinjam karena terdesak, seperti habis kena hujan, lalu saya harus ganti baju agar tidak masuk angin--biasanya belum sampai di tempat kos. Atau, karena kebutuhan dan ukuran. Biasanya ada yang memang meminjamkan sekaligus ingin diberikan, karena si pemilik sudah makmur badannya.

Bahkan, jika ditarik ke belakang, saya juga tidak jarang mendapatkan hibah pakaian bekas dari orang lain yang kebetulan memang mengenal saya, dan tahu bahwa suatu saat akan membutuhkan pakaian itu. Kebanyakan pakaian yang diberikan ke saya adalah kemeja.

Namun, seiring berjalannya waktu dan berpindahnya tempat tinggal, saya mulai jarang mendapatkan hibah pakaian bekas. Itu artinya, saya sudah harus membeli pakaian sendiri jika memang sangat membutuhkannya.

Saya mulai membeli pakaian sendiri sekitar kelas 12 akhir, alias menjelang lulus SMA. Itu pun mengandalkan uang angpao dari hari raya. Dan, tentu saja saya hanya mampu membeli 1-2 pakaian saja, yaitu kaos dan jaket.

Baru ketika menjelang pergi merantau saya kembali membeli pakaian, yaitu jaket lagi. Saya pikir, nanti di kota yang berbeda saya akan sering ke luar dan butuh pakaian hangat.

Walaupun, keputusan saya membeli pakaian penuh rasa khawatir, tetapi saya malah merasa ada untungnya. Setidaknya, saya sudah tahu bagaimana cara membeli pakaian sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun