Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akhirnya, Bartomeu Tidak "Kepala Batu"

28 Oktober 2020   15:58 Diperbarui: 28 Oktober 2020   20:25 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona sedang mencari momentum kebangkitan. Gambar: AFP via Elsavador.com

Lagipula, gaya bermain Tiki-Taka juga tidak sepenuhnya menjamin kemenangan. Hal ini tidak lepas dari gaya permainan populer saat ini yang cenderung oportunis dan cukup simpel seperti yang diperagakan Jurgen Klopp bersama Liverpool.

Namun, di sisi lain, kehilangan 'roh' Tiki-Taka pada Barcelona juga membuat permainan Barcelona menjadi labil. Kadang sangat bagus, kadang sangat jelek.

Bahayanya, ketika sangat jelek, mereka sulit untuk membuat perubahan gaya main khususnya dalam waktu singkat di pertandingan saat itu juga. Begitu pula pada pelatihnya, mereka menjadi terlihat tidak ingin mengubah 'image' Barcelona sebagai penguasa bola menjadi pereaksi permainan.

Bisa saja bagi pelatihnya, ini adalah kesempatan baru untuk memiliki tim yang mampu menguasai permainan. Namun yang menjadi persoalan, permainan seperti itu adalah zona nyaman bagi beberapa pemain lama Barcelona.

Sayangnya lagi, praktik itu dijalankan bersama pemain-pemain baru yang terkadang tidak terlalu mengenal taktik "ala Barcelona". Sebut saja, Antoine Griezmann. Apakah ia berani menjamin bahwa dirinya telah mengenal bagaimana gaya main Barcelona yang "khas"?

Itulah mengapa, keberadaan pemain asli akademi diperlukan. Meskipun tidak perlu banyak, tetapi minimal di per dua musim sekali ada pemain yang diorbitkan dan tidak untuk one season wonder.

Mereka harus diproyeksikan sebagai penghuni tetap di skuad utama dan tidak pernah diragukan meski terkadang bisa naik-turun performanya. Jika ini dilakukan, maka praktik pembelian pemain mahal sebenarnya tidak masalah.

Mereka hadir bukan untuk menyabotase tempat impian para pemain didikan Barcelona, tetapi untuk menyempurnakan skuad Barcelona. Ini seperti kehadiran Samuel Eto'o, Ronaldinho, Thierry Henry, juga Neymar.

Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Khususnya sejak Bartomeu menjadi Presiden Barcelona, klub Catalan ini menjadi gemar berbelanja pemain. Harganya pun tidak main- main.

Bahkan, ada yang tergolong kemahalan, salah satunya seperti Ousmane Dembele. Menurut saya, ini menjadi salah satu faktor mengapa harga Philippe Coutinho dan Antoine Griezmann juga sangat tidak murah.

Dembele sudah main di awal musim 2020/21. Gambar: Goal.com
Dembele sudah main di awal musim 2020/21. Gambar: Goal.com
Walaupun Dembele pemain muda dan berprospek jangka panjang, tetapi keputusan membeli dengan harga tinggi atau juga menebus klausulnya itu akan mempengaruhi nilai pemain- pemain lain. Dari situlah kemudian seperti yang terjadi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun