Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Walau Favorit Juara, Bayern Munchen Harus Mewaspadai Lyon

19 Agustus 2020   20:37 Diperbarui: 19 Agustus 2020   20:24 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi pemain Lyon untuk suporter mereka setelah lolos ke semifinal Liga Champions 2019/20. Gambar: Twitter/ChampionsLeague

Sulit untuk menampik prediksi bahwa yang akan menjuarai Liga Champions musim 2019/20 ini adalah Bayern Munchen. Banyak alasan yang dapat mendasarinya.

Satu diantaranya, mereka adalah tim paling produktif musim ini. Hal ini sudah dijelaskan di artikel sebelumnya yang membahas langkah pesimistis Barcelona* saat akan berjumpa Bayern Munchen.

Hasilnya, penggambaran itu menjadi kenyataan setelah Barcelona digebuk dengan skor super telak, 2-8. Meski skor itu sedikit di luar dugaan, tetapi jika berdasarkan statistik di kiprah semusim penuh Bayern, maka skor itu ada dasarnya.

Berdasarkan tingkat produktivitas itu, Bayern juga dijagokan untuk dapat mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) yang terlebih dahulu menjejakkan kakinya di final. Namun, hal ini bisa terwujud seandainya Die Roten sukses menyingkirkan gangguan dari Olympique Lyon.

Mengapa masih ada kata "seandainya"?

Alasan pertama sudah jelas bahwa laga ini belum berlangsung, maka apa pun bisa terjadi. Tim yang produktif seperti Bayern Munchen bisa saja tiba-tiba dibuat tak berdaya oleh Lyon.

Hal ini bisa seperti yang dilakukan Lyon atas Manchester City, meski secara statistik produktivitas Man. City di kompetisi ini masih cukup normal--tidak seganas Bayern. Perbedaan yang bisa menjadi landasan untuk melihat kedua klub itu adalah Bayern bisa menghancurkan Chelsea dengan skor telak, sedangkan Man. City malah kalah dari Chelsea di Premier League.

Inilah yang kemudian perlu diperhatikan oleh Rudi Garcia. Bayern lebih gahar dari Manchester City, karena Pep cenderung terlalu jenius hingga gemar mengutak-atik strategi. Sedangkan Hansi Flick terlihat lebih simpel dalam mengeluarkan kelebihan skuadnya.

Namun, Lyon tidak boleh segera mengibarkan bendera putih. Masih ada 90 menit yang dapat dihitung-hitung peluangnya untuk bisa memberikan perlawanan ke Thomas Muller dkk.

Alasan kedua, Lyon bisa mencoba berharap bahwa Bayern akan meremehkan mereka dan membuat kesalahan. Hal ini sebenarnya juga menjadi modal Lyon untuk menyingkirkan Manchester City.

Manchester City diduga meremehkan kekuatan Lyon dengan mencadangkan Riyad Mahrez, Bernardo Silva, dan David Silva. Taktik high-pressing seperti yang dijalankan dengan adanya Phil Foden di laga melawan Real Madrid tidak ada juga di laga ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun