Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pesimistis di Langit Barcelona

9 Agustus 2020   09:15 Diperbarui: 9 Agustus 2020   09:56 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona lolos ke perempatfinal Liga Champions 2019/20 pasca menang atas Napoli (9/8). Gambar: Twitter/FCBarcelona

Rasanya seperti berbeda ketika melihat Barcelona di musim ini, bahkan dengan musim lalu. Padahal, skuad Barcelona di musim lalu tak sebaik musim ini yang mana sekarang mereka sudah memiliki Frenkie De Jong dan Antoine Griezmann.

Kedatangan De Jong membuat lini tengah Barcelona cukup banyak pilihan, karena ada Arturo Vidal, Ivan Rakitic, Sergio Busquets, hingga Arthur Melo. Nama terakhir sebenarnya bisa menjadi aset lini tengah Barcelona dalam jangka panjang.

Namun, Barcelona rupanya sudah memilih De Jong sebagai fokus kekuatan Barcelona dalam jangka panjang. Begitu pun dengan adanya Griezmann di depan membuat skuad Barcelona lebih mumpuni.

Hanya, yang membuat kita melihat Barcelona tidak begitu kuat adalah determinasi. Permainan Barcelona mulai terlihat kehilangan determinasi, khususnya dalam hal menyerang dan mendominasi permainan. Ditambah jika kekuatan lini depan masih bertumpu pada Lionel Messi.

Seperti di musim lalu, kedigdayaan Barcelona sangat terlihat karena Messi. Meski mereka akhirnya disingkirkan Liverpool, tetap saja kita melihat Messi sebenarnya mampu berbuat (sangat) banyak untuk Barcelona.

Permasalahannya adalah bagaimana dengan pemain lain?

Sebenarnya Barcelona masih memiliki sisa-sisa kekuatan pada Luis Suarez. Tetapi, harapan besar Barcelona justru kepada pemain lain, yaitu Ousmane Dembele.

Jika merujuk pada gaya bermainnya, sebenarnya pemain yang didatangkan dari Borussia Dortmund ini bisa memberikan agresivitas di lini serang Barcelona. Bahkan, meski dirinya hanya bermain 15 menit sekalipun, pola menyerang Barcelona pasti menjadi lebih atraktif.

Namun yang disayangkan adalah pemain ini mudah cedera. Itu yang membuatnya gagal memberikan sumbangsih ke tim secara maksimal.

Imbas dari rapuhnya Dembele membuat Barcelona seolah ada yang kosong. Meski, Barcelona akhirnya memiliki Griezmann, rasanya kehadiran Griezmann bukan untuk menjadi pengganti Dembele.

Griezmann lebih cocok menjadi false nine, alih-alih menjadi winger. Meski memiliki kecepatan dan akselerasi, Griezmann sepertinya lebih berguna untuk menjadi pencetak gol daripada "pelari".

Barcelona sedang memaksimalkan trio Messi-Suarez-Griezmann di musim ini. Gambar: fcbarcelona.com
Barcelona sedang memaksimalkan trio Messi-Suarez-Griezmann di musim ini. Gambar: fcbarcelona.com
Pertimbangannya sederhana, yaitu dengan usia sudah 29 tahun, lebih baik dia menjadi pengganti Luis Suarez daripada menjadi pengisi kekosongan yang ditinggalkan Dembele. Karena, posisi itu nantinya akan lebih cocok diisi pemain yang lebih muda seperti Ansu Fati.

Kendalanya, Ansu Fati masih terlalu muda--17 tahun--dan dirinya belum seharusnya bermain di level yang banyak tekanan. Itulah mengapa Barcelona tetap terlihat seperti kosong.

Mereka memang selalu menurunkan 11 pemain di lapangan, namun secara permainan mereka terlihat seperti kurang lengkap. Hal ini bisa dilihat dengan adanya Nelson Semedo dan Sergi Roberto yang kerap menjadi penyisir sisi kanan Barcelona.

Tetapi, jika dibandingkan Dembele, dua pemain itu masih terlihat tidak begitu istimewa. Selain memiliki kecepatan dan akselerasi, Dembele juga memiliki kepercayaan diri untuk mengeksekusi peluang menjadi gol.

Itulah yang sebenarnya diharapkan Barcelona. Itu pula yang diharapkan Messi.

Messi membutuhkan pemain seperti Dembele di sekitarnya. Gambar: Twitter/BarcaUniversal
Messi membutuhkan pemain seperti Dembele di sekitarnya. Gambar: Twitter/BarcaUniversal
Bahkan, seandainya Dembele selalu fit, bisa saja produktivitas Messi lebih baik dari yang ditorehkan saat ini. Pemain asal Argentina itu bisa saja akan membangun kerja sama yang bagus dengan Dembele.

Dembele akan menjadi perintis peluang, sedangkan Messi akan mencari ruang. Dengan begitu, statistik Messi akan lebih baik. Antara dirinya akan sangat tajam sebagai pencetak gol dan pemberi asis terbanyak--seperti saat ini, atau dirinya fokus saja berburu sepatu emas Eropa.

Idealnya begitu. Tetapi, hidup rasanya sulit untuk mencapai titik ideal, begitu pun dengan Barcelona di musim ini.

Termasuk ketika mereka kini berhasil melenggang ke fase 8 besar. Nyatanya skuad asuhan Setien ini malah diprediksi akan menjadi bulan-bulanan Bayern Munchen yang telah menunggu di arena yang sama.

Jika berkaca pada permainan Barcelona di laga kedua babak 16 besar melawan Napoli (9/8), terlihat jelas bahwa Barcelona seperti klub biasa. Mereka bisa diserang dan didominasi oleh skuad asuhan Gennaro Gattuso.

Padahal, laga ini tergelar di Camp Nou, tetapi mereka malah bisa terintimidasi tamunya. Tentu ini yang membuat Barcelona tidak diharapkan mampu melewati hadangan Bayern Munchen.

Pertimbangannya sudah sangat jelas, bahwa Die Roten memiliki skuad yang lebih mumpuni daripada Napoli. Salah satunya dengan keberadaan Robert Lewandowski.

Penyerang asal Polandia itu bahkan lebih tajam (34 gol) daripada Messi (25 gol) di kompetisi liga domestik musim ini. Suatu hal yang jarang terjadi, namun kali ini terjadi.

Statistik Lewy di Liga Champions juga mumpuni. Gambar: Twitter/FCBayern
Statistik Lewy di Liga Champions juga mumpuni. Gambar: Twitter/FCBayern
Memang, kita bisa berdalih bahwa Messi adalah nyawanya Barcelona dengan statistik menterengnya di La Liga musim ini---top skor dan top asis. Tetapi, Messi akan kesulitan membawa Barcelona yang tidak ideal ini untuk melawan tim yang lebih produktif daripada Napoli.

Jika melawan Napoli dan di Camp Nou, Barcelona sudah mampu membuat penggemarnya deg-degan, apalagi melawan Bayern Munchen. Ditambah dengan format laga yang single match, artinya kesempatan Barcelona hanya ada di 90 menit saja.

Tentu tim selevel Barcelona tidak akan berpikir tentang babak adu penalti agar lolos ke semifinal. Karena, mereka juga belum tentu bisa melewati babak itu dengan mudah.

Barcelona memang memiliki banyak pemain berpengalaman seperti Rakitic, Vidal, Pique, Suarez, dan tentunya Messi. Tetapi, babak adu penalti adalah momen yang sangat sulit diprediksi.

Belum lagi jika ternyata pemain-pemain senior itu ada yang gagal bermain penuh, maka ini akan menjadi permasalahan yang kompleks. Namun, jika sampai terjadi babak adu penalti, maka perjuangan Barcelona akan layak diapresiasi--apa pun hasilnya.

Karena, dengan performa yang tidak jelas di musim ini, mereka masih bisa mengimbangi permainan tim yang lebih solid seperti Bayern Munchen. Hanya, apakah Barcelona akan benar-benar mencoba opsi ini?

Apakah Barcelona juga yakin akan bermain bertahan seperti pemandangan babak kedua di laga kontra Napoli?

Jika merujuk pada ketajaman lini depan Bayern Munchen selama bermain di Liga Champions, tidak ada yang mampu menyainginya. Khusus di fase grup saja, mereka mampu mengemas 24 gol.

Tidak ada satupun klub yang dapat menyentuh angka 20 gol selama melakoni 6 laga di babak penyisihan grup. Paris Saint-Germain (PSG) yang duduk di peringkat kedua pencetak gol terbanyak saja "hanya" mengemas 17 gol.

Perbandingan Bayern Munchen dengan Barcelona. Gambar: diolah dari Google/Liga Champions
Perbandingan Bayern Munchen dengan Barcelona. Gambar: diolah dari Google/Liga Champions
Di fase ini Barcelona bahkan tidak mampu menyentuh angka 10 gol. Mereka hanya membobol gawang lawan 9 kali.

Satu-satunya kelebihan yang tersisa dari Barcelona adalah lini belakangnya. Mereka hanya kebobolan 4 kali. Itu sudah termasuk lebih baik daripada Bayern yang kebobolan 5 kali.

Hanya PSG pula yang mampu mencatat torehan lebih baik, yaitu dengan hanya kebobolan 2 kali. Artinya, Barcelona akan berupaya memaksimalkan kekuatan bertahannya.

PSG klub tertajam kedua sekaligus paling sulit dibobol oleh lawan-lawannya di fase grup. Gambar: Google/Liga Champions
PSG klub tertajam kedua sekaligus paling sulit dibobol oleh lawan-lawannya di fase grup. Gambar: Google/Liga Champions
Terbukti, saat bentrok dengan Napoli, mereka hanya kebobolan lewat eksekusi penalti Lorenzo Insigne. Namun, dengan statistik gol Lewandowski dkk. yang 2x lipat dari Napoli, rasanya sulit bagi Barcelona menahan gawang mereka dari kebobolan.

Soal kemampuan Messi dkk. untuk membobol gawang Manuel Neuer memang bukan perkara yang mustahil. Tetapi soal garansi kemenangan yang artinya harus melebihi catatan gol Bayern Munchen, itulah yang masih diragukan.

Jadi, untuk saat ini kita akan melihat langit Barcelona untuk pertama kalinya diselimuti oleh awan yang bernama "pesimistis". Apakah begitu, Cules?

Barcelona akan bertemu Bayern Munchen di perempatfinal. Gambar: Twitter/FCBarcelona
Barcelona akan bertemu Bayern Munchen di perempatfinal. Gambar: Twitter/FCBarcelona
Malang, 9 Agustus 2020

Deddy Husein S.

Berita terkait:

Bola.net, Tempo.co, Detik.com, Kompas.com, Bolasport.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun