Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Mahasiswa Haruskah Berdemonstrasi?

30 Juni 2020   07:27 Diperbarui: 30 Juni 2020   07:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi biasanya disusupi pula dengan kerusuhan atau pengrusakan infrastruktur. Ini yang harus dihindari. Gambar: ANTARA FOTO/Toml via CNNIndonesia

Tentang apakah kita merasakannya secara langsung atau tidak, itu bukan poin pentingnya. Poin terpentingnya adalah anggap saja apa yang ada di negara ini milik kita, meski kita tak merasakannya secara langsung.

Bahkan pemikiran ini juga seharusnya ada ketika sebagian besar dari kita adalah pembayar pajak. Atau jika di antara kita masih menjadi orang kos-kosan, maka anggap saja jika kita merusak apa yang ada di kos, yang rugi juga kita.

Demonstrasi adalah bagian dari bentuk komunikasi publik dalam menanggapi permasalahan. Namun seharusnya bukan prioritas. Gambar: Tribunsumsel/Agung Dwipayana
Demonstrasi adalah bagian dari bentuk komunikasi publik dalam menanggapi permasalahan. Namun seharusnya bukan prioritas. Gambar: Tribunsumsel/Agung Dwipayana
Alasan ketiga, saya tidak setuju jika berdemonstrasi adalah simbolnya mahasiswa. Menjadi mahasiswa bukan berarti harus melakukan demonstrasi.

Memang, saat menjadi mahasiswa ketidaknyamanan seringkali muncul. Seperti contohnya UKT tinggi, proses birokrasi yang lama, atau bimbingan skripsi yang tidak seimbang/tidak adil, dan sebagainya.

Namun, tidak semua permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan demonstrasi. Saya secara pribadi juga sering dihadapkan pada kekhawatiran tentang hal-hal tersebut, tetapi saya pikir penyelesaiannya tidak harus dengan demonstrasi walau tentu saya menemukan rekan-rekan senasib--demo kebanyakan dimotori oleh kesamaan nasib.

Bagi saya, semua masalah pasti ada di mana-mana. Tetapi saya pikir semua masalah itu bisa dihadapi dengan tindakan dan waktu.

Terserah tindakannya akan seperti apa, yang penting tindakan itu bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Begitu pun dengan waktu. Biarkan waktu memberikan kesempatan bagi kita untuk menyelesaikan permasalahan dengan step by step.

Prosesnya memang akan lama, tetapi waktu pasti akan memberikan jawabannya. Sama halnya ketika melihat ragam kebijakan. Tidak semua kebijakan itu perlu dihadapi dengan demonstrasi, karena seiring berjalannya waktu pasti akan terkuak juga apa dampak--positif dan negatif--dari kebijakan itu.

Ketika ingin melamar pekerjaan, biasanya bermodalkan kemampuan. Bukan hanya keberanian. Gambar: Shutterstock
Ketika ingin melamar pekerjaan, biasanya bermodalkan kemampuan. Bukan hanya keberanian. Gambar: Shutterstock
Selain itu, ketika menjadi mahasiswa justru simbolnya bukan dengan demonstrasi melainkan dengan eksplorasi kemampuan. Memang, demonstrasi menumbuhkan keberanian, tetapi yang paling penting dari mahasiswa adalah kemampuan.

Ketika sudah menjadi mahasiswa, yang nantinya dibutuhkan adalah kemampuan. Karena itulah yang akan menggiring mahasiswa dapat menghadapi kompleksnya kehidupan.

Keberanian dan kemampuan sebenarnya sangat vital untuk dimiliki mahasiswa. Namun, jika disuruh memilih, saya akan lebih memilih untuk memiliki kemampuan daripada keberanian. Karena jika saya memiliki kemampuan, pada saatnya pasti akan berani melakukan sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun