Pertama, kami harus mempersiapkan waktunya. Artinya, kami harus membuat kesepakatan terkait jam untuk berkomunikasi. Faktor perbedaan tempat dan waktu--beda satu jam, membuat kami jelas tidak mudah untuk mengetahui aktivitas yang masih berlangsung di dua tempat ini.
Kedua, kami harus mempersiapkan tujuan dari silaturahmi ini. Artinya, kami tetap menganggap momen berinteraksi secara online ini setara dengan momen sungkem secara langsung. Suasana harus tetap menggugah kesakralan meski dikemas dengan cara yang lebih santai.
Ketiga, kami harus mempersiapkan konektivitas dengan internet. Kami harus memiliki jaringan yang kuat untuk mendukung kelancaran berkomunikasi. Jangan sampai terjadi reload yang bisa saja membuat mood berbincang-bincang menjadi berubah.
Beruntung untuk poin ketiga ini, orang tua saya sudah sejak beberapa waktu lalu memperoleh bantuan berupa koneksi WiFi. Ini membuat mereka tidak lagi begitu risau terkait sinyal internet.
Jadi, begitulah kira-kira pengalaman saya dalam 2-4 tahun terakhir yang sebenarnya bisa dikatakan tidak pernah mudik. Karena saya hanya pulang saja tanpa bisa bertemu dengan orang tua di momen yang sakral tersebut.
Jika saya saja sudah santuy dengan situasi sekarang, maka saya pikir kalian juga akan bisa melakukannya. Tinggal, satu tips terakhir agar kalian tidak menghadirkan situasi awkward saat video call dengan orang tua, yaitu mulailah membangun komunikasi secara intensif sejak sekarang.
Mau langsung video call atau masih berupa chat tidak masalah. Baru setelah itu sesekali dilampiaskan rindunya dengan telepon dan video call. Oiya, selain itu pastikan bahwa medianya sama-sama menunjang, ya?
Kalau saya sih sudah melakukan komunikasi secara intensif dan selalu menyesuaikan medianya. Sesekali di antara kami pernah mengalami kendala terkait gadget. Di saat seperti ini kami harus saling memberitahu, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bagaimana, sudah siap bermudik online?
Malang, 16 Mei 2020
Deddy Husein S.