Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kalapku Bukan Kalapmu

2 Mei 2020   20:11 Diperbarui: 2 Mei 2020   20:16 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang kalap berbelanja yang terkadang karena ada peluang. Seperti diskon besar-besaran. | Gambar:Tribunnews.com

Penyesalan selalu di akhir, sama seperti kesedihan yang selalu datang saat tanggal tua. Sedangkan saat tanggal muda, rasanya hidup seperti di surga. Apa saja dapat mampir di hadapan.

Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemikiran semacam ini juga ada di orang lain?

Berhubung saya bukan peramal, tentu saya tak mampu menerka apalagi membandingkan antara hidup saya dengan orang lain. Namun, saya mencoba mengira beberapa hal yang membuat saya ataupun orang lain dapat kalap.

Pertama, kita punya keinginan yang terpendam.

Saya secara pribadi selalu punya keinginan. Misalnya ketika Tahun Baru, saya ingin membeli Roti Bakar, maka saya akan berupaya menyisihkan uang ataupun memanfaatkan uang kiriman orang tua untuk membelinya.

Sebenarnya, saya berusaha menahan itu. Tapi, saya merasa bahwa apa yang saya lakukan ini hanya sekali. Alias, hanya untuk ikut merayakan momen-momen tertentu.

Uniknya, justru orang tua saya memaklumi itu. Seringkali mereka sengaja mengirimi uang di momen seperti itu untuk membuat saya dapat mewujudkan keinginan yang bagi orang lain tentu sangat remeh.

"Duh, cuma 15.000 Ded, sini kuborongin!"

Meski membelinya berdasarkan kebutuhan, terkadang jika melihat harganya juga perlu dipikir-pikir dulu. | Gambar: Dokpri/DeddyHS
Meski membelinya berdasarkan kebutuhan, terkadang jika melihat harganya juga perlu dipikir-pikir dulu. | Gambar: Dokpri/DeddyHS
Kedua, kita melihat kemarin dan hari ini, bukan esok.

Ketika kemarin saya lapar, dan hari ini baru datang kiriman, saya secara sadar dan tidak sadar segera membalas dendam. "Hari ini aku harus kenyang!"

Hal ini juga berlaku ketika saya lama tidak membeli buku baru. Ketika ada uang, apalagi banyak, rasanya semua buku yang tempo hari hanya bisa saya tandai, ingin saya borong semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun