Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ibu Restui Anaknya Tidak Mudik Tahun Ini

1 April 2020   11:52 Diperbarui: 2 April 2020   09:53 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: Unsplash/Souro Souvik)

Ibu penulis juga pedagang. Beliau sudah pasti berada dalam situasi berisiko ketika tetap membuka warungnya untuk tetap mendapatkan penghasilan walau semakin sedikit. Namun, tidak ada pilihan lain selain tetap bekerja dan berdagang, bukan?

Namun faktor melek informasi, membuat dirinya bisa mengetahui apa saja tentang corona termasuk bagaimana supaya orang di rumah dan penulis yang terpisah---sebenarnya sangat jauh---tetap aman. Salah satunya adalah dengan tidak ada mobilitas antar kota.

Menariknya, jauh sebelum ibu penulis mengimbau untuk tidak mudik, apalagi pemerintah yang masih dilema dalam mengambil keputusan, maka penulis sudah bertekad untuk tidak mudik tahun ini. Toh, tanpa mudik, kita masih dapat berkomunikasi dengan orangtua.

Banyak aplikasi chatting dan calling hingga video call yang dapat dimanfaatkan untuk berbincang dan saling mengutarakan maaf.

Hal ini juga sudah biasa dilakukan penulis dengan orangtua sejak 2014, meski di antara rentang waktu itu kami masih bisa bertemu. Artinya, kedewasaan di keluarga penulis sudah terbangun bersama-sama dan "dididik" juga oleh situasi meski masih internal saja.

Namun, sebenarnya kami mengikuti perkembangan zaman, di samping mengikuti faktor kebutuhan hidup. Zaman sudah berjalan menjauhi masa lalu, maka kita juga harus terus beradaptasi. Jangan sampai kita terjebak pada "opo jare sing bener" (apa kata yang benar) tanpa melihat situasi saat ini.

Toh, jika kita hanya mengandalkan satu suara dari satu waktu tanpa melihat apa yang terjadi dari waktu ke waktu, maka kita sudah membuang esensi belajar di sekolah apalagi di bangku kuliah.

Buat apa mahasiswa sosiologi mengenal Ibnu Khaldun, Aguste Comte, Emile Durkheim, Max Webber, Karl Marx, hingga Jurgen Habermas dll., jika mereka tidak sadar bahwa ilmu itu juga terus berkembang menyesuaikan apa yang sedang terjadi dan akan terjadi.

Jadi, masihkah perlu mudik ketika corona belum bosan menghantui kita?

Imbauan khusus untuk masyarakat yang masih ingin mudik dikala corona masih
Imbauan khusus untuk masyarakat yang masih ingin mudik dikala corona masih
Malang, 1 April 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:
Indonews.id, Metro.tempo.co, Liputan6.com, Jatimsuara.com, Republika.co.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun