Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjelang Kick-off Liga 1 2020, Tira-Persikabo Paling Banyak Menyita Perhatian

28 Februari 2020   20:33 Diperbarui: 28 Februari 2020   20:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Borneo FC melakukan pemusatan latihan. | Goal.com

Hal ini juga terjadi di awal musim ini. Setelah mereka kehilangan Mario Gomez dan digantikan oleh Edson Tavares, praktis tidak ada kabar lainnya yang menarik untuk dibicarakan dari tim yang bermarkas di Stadion Segiri tersebut.

Inilah yang membuat Si Pesut Etam disebut silent fighter. Mereka tidak begitu membesarkan misi mereka ke media massa, padahal secara konsisten Sultan Samma dkk. selalu finish di posisi ke-7 selama dua musim terakhir.

Para pemain Borneo FC melakukan pemusatan latihan. | Goal.com
Para pemain Borneo FC melakukan pemusatan latihan. | Goal.com
Itu artinya, mereka seharusnya pantas berbicara soal misi di musim ini untuk finish lebih baik. Ditambah dengan keberadaan pelatih baru yang mampu menjaga nama besar Persija untuk tidak terdegradasi di musim lalu.

Situasi "diem-diem bae" ini justru tidak seperti apa yang terjadi pada salah satu kompetitor di Liga 1 2020, Persikabo 1973. Betul, namanya adalah Persikabo 1973 setelah awalnya dikenal sebagai Tira-Persikabo akibat adanya merger dengan klub asal Kabupaten Bogor. Kini, Persikabo tidak perlu berkeringat seperti Persita di musim lalu untuk promosi ke Liga 1 musim ini.

Perjalanan unik itu adalah bagian dari pijakan revolusi klub yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI). Klub ini bahkan seperti "leluhurnya" Bhayangkara FC yangmana sering bergonta-ganti nama namun tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi mereka --berbeda dengan Bhayangkara FC yang juara di musim pertama Liga 1 2017.

Memang, di musim lalu publik penikmat sepak bola nasional sempat dibuat terkejut dan cukup kagum dengan gebrakan performa mereka di paruh pertama musim. Mereka sempat seperti Liverpool di musim ini yang tidak tersentuh kekalahan sejak pekan pertama.


Namun, kisah hebat itu segera berakhir ketika mereka dikalahkan oleh Bali United. Nahasnya, sejak itu mereka semakin mudah dikalahkan hingga posisi mereka terus melorot dan finish ke-15. Betul! Nyaris terdegradasi jika poin mereka (42) tak berjarak 9 poin dari peringkat 16, Badak Lampung FC (33).

Hal ini membuat kubu Tira-Persikabo gonjang-ganjing dan Rahmad Darmawan pun menjadi korbannya. Eks pelatih Persipura, Persija, dan Sriwijaya FC itu dipecat dan digantikan oleh Igor Nikolayevich.

Beruntung, nasib Igor tak seperti Edson Tavares yang disingkirkan ketika klub tersebut masih dapat diselamatkan dari jurang degradasi. Nasibnya juga terlihat lebih baik Seto Nurdiyantoro yang akhirnya pergi dari PSS padahal klub asal Sleman tersebut diantarkan ke posisi yang lebih baik dari PSM dan Persija di akhir musim.

Baca juga: Seto Nurdiyantoro ke PSIM

Twitter/Persikabolovers
Twitter/Persikabolovers
Namun bukan Tira-Persikabo jika tak lagi diperbincangkan di media massa. Pasca pergantian nama dari PS TNI, PS Tira, hingga Tira-Persikabo dan kemudian menjadi Persikabo ditambah 1973 yang seolah mengingatkan bahwa klub itu sudah tua, klub yang bermarkas di Stadion Pakansari Bogor itu kembali menghadirkan pemberitaan, yaitu tentang rekan sponsor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun