Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Indonesia Sudah Berupaya Maksimal

11 Oktober 2019   08:47 Diperbarui: 12 Oktober 2019   10:11 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul ini tentu bukan suatu hiburan bagi kita. Namun, memang (menggambarkan) timnas Indonesia sudah tampil dengan apa yang dimiliki, di Stadion Al Maktoum, Uni Emirat Arab. Melawan semifinalis Piala Asia 2019, Indonesia sebenarnya cukup memberikan perlawanan bagi tuan rumah.

Dalam segi taktik, Indonesia memiliki upaya untuk membendung dominasi skuad asuhan Bert van Marwijk. Hal ini dapat diperlihatkan dengan perubahan susunan pemain yang dilakukan oleh Simon McMenemy. Pelatih asal Skotlandia ini bisa dikatakan berani menunjukkan dirinya yang tidak takut untuk "keluar dari zona nyaman".

Tidak tanggung-tanggung, ada 4 pemain baru yang menjadi starter dan itu adalah pemain yang baru dibawa untuk menghadapi Uni Emirat Arab (dan Vietnam, 15/10). Dimulai dari penjaga gawang yang akhirnya ditempati oleh Wawan "Spiderwan" Hendrawan. Bek kanan ada Gavin Kwan Adsit. Gelandang bertahan ada Hanif Sjahbandi dan di sayap ada Dendi Santoso.

Keberadaan Wawan jelas menjadi jawaban bagi Simon atas tantangan banyak pihak apakah dirinya berani mencadangkan Andritany pasca kebobolan 6 gol di dua laga pertama. Di laga inilah, kiper Bali United itu dipercaya menjadi penjaga gawang Indonesia sekaligus mengenakan nomor punggung 1 -nomor yang tidak dipilih Andritany.

Melihat laga debut Wawan bisa dikatakan sangat berat, maka hasil akhir pertandingan juga menjadi penilaian negatif baginya. Namun, secara subjektif (penulis) keputusan Simon terhadap Wawan Hendrawan -sebagai kiper timnas- adalah pilihan tepat. 

Terlepas dari kesalahan antisipasi untuk gol pertama UEA, performa Wawan memang sulit dikatakan buruk, namun juga semakin sulit untuk dikatakan baik. Mengapa?

Pertama, pola antisipasi Wawan masih belum lugas (ada keragu-raguan). Terlihat dari gol keempat UEA yang memperlihatkan pergerakan antisipasi Wawan cenderung terlambat dalam menutup ruang, dan dirinya tergiring oleh pergerakan lawan. Ini artinya Wawan masih bergantung pada rekan di depannya (Yanto dan Hansamu).

Wawan mendengar instruksi Simon. (Bola.com)
Wawan mendengar instruksi Simon. (Bola.com)
Hal ini jelas berbeda dengan Andritany yang cenderung lebih aware terhadap area pertahanan, meski terkadang dia terlihat grusa-grusu. Namun, Wawan bukanlah kiper kemarin sore dan ini terlihat dari pergerakannya yang mulai lebih antisipatif serta lebih cepat mengambil keputusan. 

Inilah yang membuat ada keyakinan bahwa kiper yang identik dengan nomor 59 di level klub ini akan mampu tampil lebih baik, jika mendapatkan lagi kesempatan mengawal gawang timnas.

Pemain selanjutnya adalah Gavin Kwan. Meski beberapa peluang UEA sering terjadi di sisi kanan pertahanan Indonesia, namun pilihan Simon bisa dikatakan tepat. 

Pertama, karena pemain ini memiliki postur ideal sebagai bek yang mana memberikan keberanian dirinya untuk bertarung satu lawan satu. Termasuk saat membantu pertahanan ketika terjadi eksekusi bola mati (set piece dan corner kick) untuk UEA.

Kedua, karena pemain asal Barito Putera ini tergolong pemain ngeyel. Selama 90 menit dia adalah salah satu pemain yang terus berlari ke depan dan ke belakang. Ini membuat lini kanan Indonesia cukup dinamis meski di sisi lain menjadi pintu masuk bagi lawan.

Sebenarnya pilihan terhadap Gavin Kwan bisa dikatakan mengejutkan. Karena, prediksi (penulis) terhadap apa yang akan dilakukan oleh Simon terhadap posisi kanan adalah menempatkan I Putu Gede Juniantara. Namun, ternyata posisi tersebut ditempati oleh Gavin Kwan.

Pemain selanjutnya yang menjadi bagian dari pilihan tepat di starting eleven Garuda Nusantara adalah Hanif Sjahbandi. Sesuai prediksi, Hanif dimainkan sejak menit pertama dan itu adalah keputusan tepat. 

Selain karena posturnya yang ideal sebagai gelandang bertahan, dirinya juga merupakan pekerja keras yang mana perlu "dikenalkan" oleh situasi permainan sejak menit pertama agar lebih tenang saat bermain.

Namun, yang menjadi kejutan adalah pos gelandang bertahan lainnya bukan diisi oleh Manahati melainkan Zulfiandi. Memang masih bisa dikatakan tepat, karena ada faktor pengalaman. 

Namun, jika ada Manahati, maka peran pemain Tira-Persikabo ini akan lebih mendukung pergerakan pemain Indonesia untuk maju ke depan. Karena, pemain ini memiliki akurasi long pass yang cukup bagus.

Baca artikel sebelumnya: Berharap yang Terbaik untuk Timnas

Meski tidak menjadi starter, Manahati memang pada akhirnya bermain dan dia sempat memberikan pola yang diinginkan oleh pelatih. Yaitu sebagai pengirim bola jauh yang dapat dijangkau oleh Sadil Ramdani ataupun Gavin Kwan. Hal ini sempat dipraktikkan walau tidak menghasilkan gol bagi Indonesia.

Pemain terakhir yang tepat bermain sejak menit pertama adalah Dendi Santoso. Sebagai bagian dari keempat pemain baru yang dipanggil Simon di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 ini, dia mampu memberikan penampilan yang konsisten selama 90 menit. 

Bahkan, pemain asal Arema FC ini menjadi bagian dari eksperimen taktik Simon di babak kedua yang mana dirinya ditempatkan sebagai pemain depan menemani Stefano Lilipaly -menggantikan peran Irfan Bachdim sebagai tandem Beto di babak pertama.

Sebenarnya, semua pemain yang diturunkan Simon -11 pemain dan 3 pemain pengganti- adalah pilihan yang tepat. Namun, ada pemain-pemain yang sepertinya harus ditukar menit bermainnya. Yaitu Andik Vermansah dan Sadil Ramdani.

Terlepas dari kualitas dan pengalaman Andik, kita dapat melihat performa Andik seperti kurang maksimal di laga ini. Bahkan, sudah terlihat dari awal babak pertama yang memperlihatkan Andik tidak memiliki gestur dan ekspresi yang semangat atau minimal terlihat tenang. 

Ini membuat performanya menjadi kurang suportif terhadap dua pemain depan (Irfan dan Beto) yang sebenarnya sangat membutuhkan suplai bola darinya.

Beruntung, Simon tahu itu. Sehingga, pergantian pertama yang dilakukan oleh Simon adalah Andik Vermansah yang digantikan oleh juniornya di Liga Malaysia, Sadil Ramdani. 

Ada harapan jika Andik dapat disimpan terlebih dahulu, karena dirinya sejak laga kedua (vs Thailand) dan laga terakhir saat membela Madura United kurang terlihat prima. Inilah yang mungkin menyebabkan performa Andik kurang maksimal.

Sedangkan pemain yang paling sulit dikatakan tepat maupun tidak tepat adalah Hansamu Yama. Bisa dikatakan ini adalah tulisan yang kesekian kalinya yang tidak bisa menyatakan bahwa performa bek Persebaya ini bagus. 

Namun, untuk laga yang memang tidak menghadirkan Andritany sebagai kiper sekaligus kapten tim, membuat Hansamu Yama adalah pemain yang harus diturunkan oleh Simon.

Tetapi, kekhawatiran selalu membayangi pergerakan Hansamu Yama yang biasanya tanpa diduga melakukan kesalahan. Baik itu kesalahan dalam mengantisipasi bola maupun passing, dan uniknya itu dilakukan (lagi) di laga ini. Terlepas dari handball yang menyebabkan penalti, Hansamu selalu menjadi dilema bagi penonton timnas.

Hansamu Yama saat berduel udara dengan pemain Vanuatu. (Kompas.com)
Hansamu Yama saat berduel udara dengan pemain Vanuatu. (Kompas.com)

Dengan ekspektasi bahwa dirinya adalah kapten dan salah satu pemain yang tersisa dari alumni U-19 yang juara Piala AFF, dia seharusnya dapat memberikan ketenangan kepada rekan-rekannya. Inilah yang membuat dirinya seperti David Luiz (bek Arsenal) yang terlihat sulit untuk dikatakan bagus, namun juga sangat tidak bisa digolongkan sebagai bek underrated.

Setelah kita mengulik performa para pemain timnas yang mendapatkan kesempatan berkeringat di atas rumput stadion berkapasitas belasan ribu penonton tersebut, kita dapat mengapresiasi tinggi kepada Simon McMenemy. Mengapa?

Simon di laga melawan Thailand. (Kitakini.news)
Simon di laga melawan Thailand. (Kitakini.news)

Pertama, karena dirinya berani melakukan perubahan komposisi pemain (sudah dijelaskan di atas).

Kedua, karena dirinya memilih bermain reaktif dan susunan pemainnya sudah sesuai dengan keputusan tersebut. Hal ini dapat diperlihatkan dengan tidak adanya nama Evan Dimas yang pasti tidak akan berfungsi maksimal dengan strategi menunggu. 

Selayaknya Unai Emery yang memarkir Oezil dan Ceballos ketika dirinya ingin bermain (sedikit) bertahan dan pilihan tepatnya adalah memainkan Guendouzi dan Lucas Torreira mendampingi Granit Xhaka.

Ketiga, karena dirinya melakukan perubahan formasi di pertengahan babak kedua. Yaitu, dari formasi 4-4-2 menjadi 3-5-2.

Hal ini dapat dibuktikan dengan masuknya Manahati Lestusen yang menggantikan Irfan Bachdim. Masuknya kapten Tira-Persikabo tersebut membentuk lini belakang Indonesia menjadi tiga bek tengah dengan Manahati berperan sebagai libero.

Tiga hal ini setidaknya dapat memberikan pembuktian bahwa Simon McMenemy belum menyerah dan ini harus diapresiasi oleh masyarakat pendukung timnas Indonesia. Memang kita kalah telak dan gawang Wawan kebobolan 5 gol -hanya "kalah" tipis dari torehan Andritany. Namun, kita patut menggarisbawahi tentang tiga hal tersebut.

Karena, jika Simon dan para pemain Indonesia tidak bertarung habis-habisan, tiga hal itu tidak akan terlihat di laga tersebut. Begitu pula dengan para pemain yang beberapa di antaranya sangat memperlihatkan fighting spirit-nya seperti duo Arema FC, Gavin, dan lainnya. 

Mereka hanya butuh waktu lebih untuk membayar kepercayaan tersebut menjadi hasil yang maksimal, dan itu dapat dinantikan saat timnas Indonesia berlaga di Stadion I Wayan Dipta pada 15 Oktober nanti.

Di laga tersebut, timnas akan menjamu Vietnam. Harapannya pemain-pemain yang terus bermain seratus persen di laga ini, mendapatkan kepercayaan lagi untuk bermain. Termasuk bagi pemain-pemain yang masih disimpan, seperti Wawan Febrianto dan Riko Simanjuntak. 

Mereka sepertinya akan sangat dipertimbangkan untuk mengisi starting eleven Garuda Nusantara dan tentunya kita akan kembali menantikan perjuangan Simon McMenemy di laga kandang ketiganya. Semoga kita dapat meraih kemenangan perdana!

Malang, 11 Oktober 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun