Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Slamet Malang, Bentuk Pembaktian Bentoel kepada Masyarakat

13 September 2019   14:48 Diperbarui: 13 September 2019   14:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu taman yang dapat dikunjungi oleh para mahasiswa karena tak jauh dari kawasan kampus. (Klikhotel.com)

Siapa yang tidak menyadari jika rokok itu berbahaya. Bahkan saya yakin jika pemilik perusahaan rokok pun menyadari hal itu. Jika tidak demikian, tidak mungkin mereka menyetujui adanya label peringatan di bungkus-bungkus rokok tersebut -selain agar distribusi rokok tetap berjalan.

Kita juga tidak bisa memungkiri bahwa, produksi rokok masih akan terus berlangsung dan ini juga masih membuka kemungkinan akan adanya perusahaan-perusahaan rokok baru maupun peluang bertahannya perusahaan-perusahaan rokok lama. Salah satunya adalah PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.

Perusahaan tersebut dikenal memproduksi rokok yang bermerk Bentoel (selain Dunhill dan Lucky Strike Mild). Kemasan rokoknya (pada merk Bentoel) juga cukup identik dengan warna biru. Entah apakah ini dikarenakan rokok tersebut diproduksi di Malang yang juga memiliki atribut berwarna biru berkat populernya klub lokal yang bernama Arema FC.

Memang, jika dibandingkan dengan PT. Djarum Indonesia (Kudus), nama Bentoel masih kurang populer. Bahkan namanya juga sedikit kalah dengan PT. Gudang Garam (Kediri). Namun, di tempat asalnya, Malang, Bentoel masih cukup diperhitungkan. Apalagi jika melansir pada data yang ditampilkan di moneysmart.id, kita dapat melihat bahwa Bentoel merupakan salah satu dari 4 perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Prestis inilah yang kemudian diharapkan dapat dijaga oleh pemilik Bentoel tentunya. Namun, sama halnya dengan perusahaan rokok lainnya -di Indonesia, Bentoel juga tak jarang mendapatkan kritik dan perlawanan karena produksi rokoknya yang disinyalir membuat masyarakat Indonesia banyak menjadi perokok.

Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan rokok memberikan dampak negatif kepada masyarakat, khususnya terkait kesehatan. Namun, melalui kebiasaan merokok, masyarakat Indonesia sampai detik ini masih merawat kebiasaan yang bisa dikatakan sebagai kebiasaan yang positif, yaitu, berinteraksi.

Tidak aneh jika kita selalu melihat warung kopi di Malang dan kota-kota lainnya ramai pengunjung, dan mereka kebanyakan berada di sana untuk berinteraksi serta diselingi dengan aktivitas merokok. Ibaratnya, merokok dalam berinteraksi adalah camilan yang tepat selain secangkir kopi hitam. Seperti makan popcorn dan nachos saat menonton film di bioskop.

Namun, sisi positif dari keberadaan rokok tidak berhenti di situ saja. Selain, sebagai komoditas yang menyumbang cukai tertinggi di Indonesia, keberadaan produsen rokok yang apalagi sebesar Bentoel juga berpikir tentang bagaimana caranya mereka tetap dapat diterima oleh masyarakat tanpa harus melalui produk rokoknya. Dari situlah, kita kemudian dihadapkan pada salah satu wujud baik dari Bentoel yang mampu mendukung pemerintah dalam melaksanakan penataan ulang infrastruktur di Kota Malang. Salah satunya melalui Taman Slamet.

Spot terpopuler di Taman Slamet. (Ngalam.co)
Spot terpopuler di Taman Slamet. (Ngalam.co)

Taman Slamet adalah salah satu dari sekian banyak taman yang dimiliki oleh Kota Malang. Selain adanya Taman Alun-Alun Merdeka, Taman Rekreasi Kota Malang (Tarekot), Taman Bundar (Tugu), Taman Kunang-Kunang, dan lainnya, kini masyarakat Kota Malang kembali memiliki taman untuk berwisata bersama keluarga dan teman-teman di Taman Slamet. Bahkan Taman Slamet memiliki lokasi yang strategis, karena berada di tempat-tempat yang pasti akan dikunjungi oleh banyak orang, seperti Taman Idjen Boulevard, Museum Brawijaya, hingga Perpustakaan Kota Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun