Gol ketiga ini pula yang sebenarnya dapat disebut 'killing the game', meski Arema FC dikenal pula sebagai tim yang pantang menyerah. Namun, kisah heroik bagi tim asuhan Milomir ini---seperti yang mereka peragakan selama Piala Presiden 2019 kemarin---tak terjadi di laga ini.
Keberadaan antitesis yang berhasil dijalankan oleh PSS Sleman membuat Arema FC kelimpungan. Antitesis itu berupa dua strategi yang tetap berjalan selama 90 menit. Yaitu, tetap menjaga bentuk permainan di lapangan (pergantian pemainnya tidak merubah formasi) dan tetap bertarung selama 90 menit (tidak hanya fokus bertahan saja).
Inilah yang kemudian menjadi poin keempat sekaligus inti dari permainan apik PSS yang mewarnai pertandingan fantastis tersebut. Empat gol tercipta di partai pertama tentu tidaklah berlebihan jika disebut sebagai pertandingan yang fantastis, bukan?
Melalui hasil ini, kita (boleh sedikit) mulai mencoba kembali menengok bagaimana prospek Arema untuk dapat berbicara soal gelar juara Liga 1. Memang kompetisi masih sangat panjang. Namun, dengan laga pertama ini, kita dapat memprediksi secara sederhana jika Arema akan mengevaluasi secara besar tentang taktik bermain. Karena, melihat keberhasilan mereka menjuarai Piala Presiden kemarin tentunya akan mengundang ketertarikan bagi tim-tim lawan untuk mencari antitesis dari strategi Milomir Seslija.
Lalu, bagaimana dengan PSS Sleman?
Kira-kira, apa misi mereka di musim ini sebagai pendatang baru di level tertinggi Indonesia?
Mampukah mereka tetap bertahan di Liga 1---tak terdegradasi?
Malang, 15-16 Mei 2019
Deddy Husein S.