Bisakah kamu mengucapkan "Da Zuba Da Ga Sagage Mod' Da Damo",coba  ulangi "Da Zuba Da Ga Sagage Mod' Da Damo".Sekali lagi dengan pelan-pelan. "Da Zuba Da Ga Sagage Mod' Da Damo".
Apa yang kamu rasakan di lidah kamu?, apakah  ada getaran yang aneh atau ada merasakan sesuatu di benak kamu?. Terima kasih Saudara, anda telah membantu berdoa bagi kami untuk selalu menjaga tana dan air Humba.Â
Jangan mengkira ini  merupakan sebuah mantra. Bukan, ini sama sekali bukan mantra.Â
Inilah salah satu wujud nyata keragaman Indonesia, bahkan keragaman Sumba. Kalimat ini  Bahasa Sumba Barat, yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya "Kami Bukan Humba Yang Menuju Kemusnahan". Sebuah tema yang sama, diusung di Festival Humba setiap tahunnya.Karena tahun ini dilaksanakan di Sumba Barat, maka bahasa yang dipakai dalam tema  tahun ini adalah bahasa Sumba Barat.Â
Festival Humba di Tahun 2017 ini merupakan festival ke-6, tempatnya selalu berpindah lokasi di seluruh Sumba.
- Festival Humba I dirayakan pada tanggal 29 oktober 2012 silam di Sungai Paponggu di kawasan pegunungan Tana Daru, Sumba Tengah;
- Festival Humba II di lereng gunung Yawilla, tepatnya di Umma Pande, desa Dikira Kabupaten Sumba Barat Daya;
- Festival Humba III di Desa Ramuk, Sumba Timur;
- Festival Humba IV di Paponggu, Tanadaru, Sumba Tengah;
- Festival Humba V di Kadahang, Haharu, Sumba Timur.
- Festival HumbaVI yang dirayakan berlangsung di Kampung Tabera, Desa Doka Kaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 1- 3 Desember 2017.
Salah satu tujuan penyelenggaraan Festival Wai Humba, menjadikannya salah satu jembatan baru untuk mendekatkan kembali manusia dengan sang Pencipta dan alam sekitarnya. konsep kegiatan ini  adalah festival  budaya dan lingkungan yang dipadukan dengan  pendekatan religius, sehingga dikemas dalam bentuk  ibadah, pesta rakyat, juga sebagai kampanye pelestarian lingkungan hidup di Humba/Sumba.
Sebagai sebuah festival, ada banyak kegiatan yang dilakukan selama 3 hari itu, diantaranya diantaranya adalah Ikrar Persaudaraan, Pentas Seni Budaya se- Sumba, Penghijauan, Kalarat Wai, Diskusi Kampung Humba, Kunjungan Kampungke Kampung dan Penghargaan Wai dan Tana Humba.
Menjadi hal yang menarik  dalam festival ini, ketika diadakan ibadah alam yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk berdialog dengan budaya Humba dalam konteks meningkatkan perlindungan dan keberlanjutan alam dari kegiatan yang tidak ramah terhadap lingkungan dan budaya.        Â
Kearifan lokal masyarakat hari ini telah mampu menjawab berbagai tantangan sosial ekonomi dan lingkungan yang semakin hari semakin tidak terkendali akibat berbagai aktivitas manusia yang semakin hari juga semakin bertambah banyak. Kita patut bersyukur dengan apa yang telah dibangun oleh masyarakat saat ini dengan mengedepankan nilai luhur budaya untuk menjaga keseimbangan.