Mohon tunggu...
Deddy K. Sandi
Deddy K. Sandi Mohon Tunggu... -

Orang kecil, tidak suka politik, senang membaca dan belajar I'm Dyren97@gmail/yahoo/hotmail/skype/crawler/4shared/twitter/youtube/aol.. etc

Selanjutnya

Tutup

Drama

Cinta Bagai Setangkai Edelweis Ketika Angin Berhembus [ECR#4]

26 Juli 2012   03:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompasianer Ariyani Na

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Sumber : Kompasianer Ariyani Na"][/caption] Sumber : Klik Gambar [caption id="" align="aligncenter" width="495" caption="Edelweis"]

[/caption]

Sumber : Klik Gambar (ririnpotabunga.blogspot.com)

Terpana Firman kala ia terbangun dari tidurnya. Tidur panjang yang tak pernah diharapkannya. Dilihatnya Asih, Mahar, Ranti, dan Acik telah ada disekelilingnya, sesaat dilihatnya labuh infus dan peralatan kedokteran ditubuhnya.

Pandangannya tertuju pada Asih, pandangan dalam penuh makna. Tersenyum Firman memandang Mahar, Ranti, Acik, dan cukup lama dia memandang Asih.

Mahar tampak tersenyum gembira melihat Firman telah sadar, walau ada rasa tidak senang kala melihat Firman memandang Asih, meski perlahan perasaan itu dapat dikalahkannya, lalu segera mendekat dan berada tepat disisi  kanan Firman.

"Mas Firman, istirahat saja dulu, tenangkan pikiran. Kami seluruh warga Desa secara bergiliran akan menjaga mas Firman", Mahar dengan lembut berkata pada Firman.


"Mas..., Asih minta maaf tidak sempat menunggu mas Firman, Asih ada tugas diluar Desa", dari sisi Kiri Asih tampak berusaha meminta maaf, terlihat kesedihan dan penyesalan dari matanya yang berkaca-kaca.

Ranti dan Acik, tampak terdiam, keduanya merasa apa yang disampaikan Mahar dan Asih telah mewakili perasaan mereka.

"Maafkan saya. Maafkan saya sehingga membuat kalian semua repot dan terbebani", Firman berkata lirih dengan suara yang sangat berat, matanya nampak mulai basah.

"Sudah berapa hari saya tertidur, Mahar ?", Firman bertanya sambil sekilas melihat Mahar, lalu pandangannya tertunduk.

"Sudah 3 hari mas", jawab Mahar sambil berusaha melihat mata Firman. Mahar ingin mengambil semua beban yang ada dibenak Firman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun