Mohon tunggu...
Desi Handayani Sagala
Desi Handayani Sagala Mohon Tunggu... Editor - Public Relations | Social Causes Enthusiast

An ordinary one who never be perfect but possible to be the best of own version

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Pura-pura Bahagia Mampu Meredakan Nyeri Luka Hati?

20 September 2018   10:42 Diperbarui: 20 September 2018   14:52 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.viva.co.id

Tapi berkaca dari pengalaman, emosi buruk yang tersimpan itu pun harus segera kita lampiaskan. Caranya? Secara pribadi saya memilih melampiaskannya dengan menangis sepuasnya, mengeluarkan amarah, kesedihan, dan kekecewaan dengan air mata. 

Ketika sudah merasa lebih baik, saya memilih berdoa, menceritakan semua hal sekecil apapun dengan untaian doa, karena menurut keyakinan saya, dengan berdoa kita melakukan perjumpaan dengan Tuhan dan menyerahkan segala hal ke dalam penyelenggaraan-Nya. Dengan meluapkan semua emosi itu dengan menangis dan berdoa, saya selalu merasa lebih baik, kenapa harus berdoa? Karena saya tidak ingin emosi negatif kemanusiaan semata membuat kita memutuskan hal terburuk yang hanya akan jadi penyesalan. 

Menangis untuk melampiaskan seluruh emosi, dan berdoa untuk memperbaiki hati dan membalut luka kesedihan, bukan dengan cara manusia, tetapi meminta Yang Kuasa yang menuntun kita. 

Berdoa membuat saya jauh merasa lebih baik dan tenang, merasa aman dengan penyerahan kepada-Nya, karena tidak ada yang lebih mengerti kita dibanding Sang Pencipta. Dengan berdoa, saya dapat melihat sisi positif dan pembelajaran dari hal buruk yang dialami. 

Untuk itu saya menuliskan pengalaman ini, bahwa ternyata jurus pura-pura bahagia setidaknya membawa kita pada situasi yang memaksa kita mensetting diri untuk tetap merasa nyaman dan mengontrol emosi. 

Pura-pura bahagia ini ibarat jadi obat untuk meredakan sakit sehingga kita lebih tahan, tetapi tidak bisa menyembuhkan luka itu sendiri. Dan cara saya untuk membalut luka itu ya dengan menangis dan berdoa. Kedengaran cengeng, tetapi secara pribadi merasa jauh lebih baik ketika kita mencurahkan semua masalah melalui doa kepada Tuhan ketimbang berbicara kepada manusia. Mengobati luka emosi tidak bisa diselesaikan dengan mengutarakannya kepada manusia, pikirku. 

Akhirnya pura-pura bahagia bagi saya bukan tindakan buruk dan menipu diri. Sebaliknya, jurus ini menjadi obat pereda nyeri kesedihan dan kekecawaan. Tinggal bagaimana kita mengobati luka itu. 

Kalau bagi saya pribadi, meluapkan emosi negatif dengan air mata dan membalut luka dengan penyerahan kepada Tuhan, supaya dimampukan untuk mengampuni diri sendiri dan sesama yang bersalah kepada kita, serta membantu memulihkan hati untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Selamat mencoba jurus ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun