Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Geopolitics Enthusiast

Learn to live, live to learn.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Ketika ChatGPT Jadi "Yes Man": Ancaman bagi Pengguna Setia

2 Agustus 2025   20:34 Diperbarui: 3 Agustus 2025   20:47 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ChatGPT (Sumber: Freepik)

3. Baca Lebih dari Satu Sumber

Jangan hanya percaya pada jawaban ChatGPT. Gunakan model ini sebagai pintu masuk, bukan satu-satunya pintu.

4. Berani Ditegur AI

Jika model tidak setuju denganmu, jangan langsung merasa diserang. Anggap itu seperti teman berdiskusi yang jujur.

5. Laporkan Jawaban yang Terlalu Mengiyakan Tanpa Alasan

Hampir semua platform AI punya fitur feedback. Gunakan itu untuk membantu para pengembang memperbaiki sistem.

AI Seharusnya Bukan Sekadar Cermin

Kita hidup di era di mana kecerdasan buatan bukan lagi hal yang asing. Tapi yang kita butuhkan bukan sekadar AI yang cerdas secara teknis. Kita butuh AI yang bisa menjadi mitra berpikir yang sehat. Yang mampu berkata "tidak" jika memang tidak tepat. Yang bisa menantang ide kita dengan sopan, bukan hanya mengiyakan demi kenyamanan.

Seperti kata pepatah, "Teman sejati adalah yang berani berkata jujur meski menyakitkan." Maka idealnya, AI juga harus menjadi teman sejati bukannya tukang tepuk tangan otomatis.

Kritis Tapi Tetap Optimis

Saya tidak sedang mengajak untuk membenci atau meninggalkan ChatGPT. Sebaliknya, saya percaya bahwa teknologi ini punya potensi besar untuk membantu manusia belajar, tumbuh, dan berkembang. Tapi agar potensi itu tidak menjadi jebakan, kita perlu menggunakannya dengan kesadaran penuh.

Sebagai pengguna harian, saya sendiri masih mengandalkan ChatGPT untuk banyak hal. Tapi saya juga belajar untuk bertanya lebih baik, lebih kritis, dan lebih terbuka terhadap ketidaksepakatan. Karena dalam perbedaan dan tantangan itulah, ide-ide yang paling kuat lahir.

Dan semoga, di masa depan, para pengembang AI juga menyadari bahwa menjadi "yes man" bukanlah jalan terbaik untuk membangun masa depan teknologi yang bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun