Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

100 Hari Perang Ukraina, Siapa yang Menang?

6 Juni 2022   21:06 Diperbarui: 7 Juni 2022   08:30 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil yang rusak dan bangunan akomodasi yang hancur terlihat di dekat pos pemeriksaan di Brovary, di luar Kyiv, Ukraina, Selasa, 1 Maret 2022. Foto: AP PHOTO/EFREM LUKATSKY via KOMPAS.com

Konflik di Ukraina sudah berlangsung selama 103 hari sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun ini. Hari ini tanggal 6 juni, jadi 103 hari sudah terjadi pertempuran tanpa henti di sana. Hari ini hampir setiap orang hanya punya satu pertanyaan, siapa yang memenangkan perang ini?

Saya harap saya bisa beri jawaban yang jelas tapi perang ini terlalu sulit untuk diprediksi.

Perang ini seharusnya menjadi perang yang mudah bagi Vladimir Putin, tapi 103 hari jelas mengatakan sebaliknya.

Bisa dibilang Rusia bikin kemajuan. Lambat tapi bertahap. Hari ini  rusia menguasai 20 persen wilayah Ukraina yang luasnya sekitar 120 km persegi. Kira-kira  seukuran pulau Jawa.

Bisa dibilang 20 persen itu jauh lebih baik tergantung pada kacamata apa kita melihatnya. Amerika Serikat menghabiskan 20 tahun di Afghanistan tapi Paman Sam tidak pernah bisa mengalahkan Taliban. Sebagian besar pedesaan Afghanistan berada di luar kendali AS.

Sama halnya di Irak, pasukan AS berkemah di sana selama lebih dari satu dekade tetapi pemberontakan tak pernah berhenti. Jadi 20 persen di hari ke-103  bukanlah hasil yang buruk bagi Vladimir Putin.

Tapi kenapa tentara Rusia tampaknya mengalami stagnansi? Yah karena ekspetasinya terlampau tinggi. Putin mengira Ukraina akan mudah ditaklukan.

Tentara Rusia seharusnya sudah menduduki Kiev dalam beberapa hari invasi. Sebaliknya, sekarang Rusia mengubah strategi. Putin tidak lagi fokus pada ibukota, namun berfokus ke Donbass. Kenapa saya bilang begitu?

Akan saya bahas, tapi sebelum itu mari kita lihat kerugian kedua belah pihak selama 103 hari peperangan.

Satu, korban manusia. Mariupol saja telah melaporkan 21.000 kematian dan itu baru warga sipil saja. Menurut  presiden Zelensky, Ukraina kehilangan 60 hingga 100 tentara setiap hari. Jadi sekitar 6.000 lebih tentara sampai hari ini.

Bagaimana dengan Rusia? angka resmi dari Kremlin adalah 1.300, tetapi Ukraina mengklaim 30.000 tentara rusia yang tewas dalam pertempuran. Dan jika benar, angka tersebut melebihi korban Soviet di Afghanistan.

Dua, infrastruktur. 38.000 bangunan tempat tinggal rusak, 1.900 sekolah, 500 pabrik, dan 500 rumah sakit. Ini adalah angka yang diterbitkan oleh Ukraina.

Seorang wanita berjalan di tengah tank Rusia yang hancur di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu, 3 April 2022.(AP PHOTO/RIDRIGO ABD via KOMPAS)
Seorang wanita berjalan di tengah tank Rusia yang hancur di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu, 3 April 2022.(AP PHOTO/RIDRIGO ABD via KOMPAS)

Semua pembantaian ini telah memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka. Sekitar 6,8 juta orang diusir dari Ukraina. 7,1 juta pengungsi internal. Semua ini merupakan biaya peperangan 103 hari, tetapi Ukraina tidak mundur.

Hari Jumat sebelumnya (3/6) presiden Zelensky merilis pesan di sosial media menandai 100 hari peperangan. Zelensky sedang di jalan (lagi) dengan kabinetnya. Pesannya: "angkatan bersenjata ukraina ada di sini. Dan yang paling penting rakyat negara kita ada di sini membela Ukraina selama 100 hari sudah. Kemenangan akan menjadi milik kita. Hidup Ukraina."


Kemenangan seperti apa maksud Zelensky?

Setiap perang diperjuangkan karena alasan politik. Jadi Putin juga punya. Beliau ingin menghentikan Ukraina bergabung dengan NATO. Apakah tujuan itu tercapai? ya dan tidak. 

Zelensky berbicara tentang menyetujui netralitas. Beliau juga terbuka untuk mendiskusikan masa depan donbass dan Krimea.Jadi, itu dua kemenangan untuk Rusia. Netralitas (non blok) Ukraina dan wilayah. Tampaknya Putin sudah menang besar.

Malang bagi Putin, pada saat yang sama ada satu kerugian besar. Putin ingin lebih sedikit NATO di perbatasannya. Tapi sekarang Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO yang berarti akan ada lebih banyak NATO di perbatasan Rusia.

Jadi sekarang ini semua tentang untung-rugi. Iya sih Ukraina menyatakan netralitas tetapi berapa biaya yang harus ditanggung Rusia? Embargo, kemunduran militer, bahkan mungkin ketidakpuasan domestik

Jadi Putin punya dua pilihan sekarang. a) Meningkatkan konflik dengan menyatakan perang penuh dan habis-habisan menyerang Ukraina atau ; b) menggunakan posisinya untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Putin bisa mendapat netralitas dan wilayah Ukraina.

Opsi pertama tampaknya sangat tidak mungkin.  Kenapa saya bilang begitu? Ada dua alasan. Satu, publik Rusia sudah berada di bawah tekanan keuangan yang sangat besar. Perang penuh dapat memicu reaksi luas terhadap Putin. Dua, menaklukkan Kiev tidak punya nilai strategis. Putin harus memasang rezim boneka di sana dan jangan lupa dia harus melawan pemberontakan.

Plus sejarah tidak terlalu berpihak pada Rusia. Tahun 2014, satu rezim boneka Rusia pernah ditumbangkan oleh rakyat Ukraina. Jadi  untuk apa repot-repot  menaklukan Kiev? Toh Zelensky kemungkinan besar akan menyetujui syarat dari Rusia untuk menghentikan perang.

Apa yang terjadi selanjutnya dalam perang ini akan tergantung pada satu hal dan satu hal itu adalah waktu.

Rusia mengatakan mereka tidak mengejar tenggat waktu di Ukraina tetapi kenyataannya terbalik. Dan tenggat waktu itu akan tergantung pada persatuan barat.

Jika barat mengumumkan lebih banyak sanksi, Rusia akan menghadapi tenggat waktu. Jadi, Putin harus segera mengakhiri perang. Jika tidak, rusia mampu untuk memperpanjang "operasi militer khusus" seperti yang mereka sebut. Dan itulah yang putin andalkan. 103 hari berperang, kelelahan mulai terasa.  

Pada bulan November AS akan menuju ke pemilihan paruh waktu. Presiden Joe Biden harus membuat pilihan: mengatasi inflasi atau membantu ukraina?

Plus, Vladimir Putin adalah ahli dalam mengobarkan perang yang terlupakan.

Ingat kembali perang Chechnya pada 1999, perang Donbass 2014 atau perang suriah setelah 2015. Semua dilupakan dan dikubur oleh barat.

Akankah yang satu ini bernasib sama? Saya kira, itu tergantung pada seberapa besar barat terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun