Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

5 Hari Menyerang, Berikut 5 Alasan Pasukan Putin Belum Berhasil Merebut Kiev

1 Maret 2022   22:57 Diperbarui: 2 Maret 2022   05:47 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Ukraina terlihat di samping kendaraan lapis baja yang hancur, yang menurut mereka milik tentara Rusia, di luar Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Foto: MAKSIM LEVIN/ANTARA FOTO/REUTERS via KOMPAS.com

Pada hari Jumat minggu lalu Rusia berada di gerbang Kiev, dua hari kemudian mereka masih terjebak di sana, di gerbang tetapi tidak berhasil menembus ke Kiev. Kok bisa? Di atas kertas tentara Rusia jauh lebih unggul. Rusia punya lebih banyak tentara, tank, dan rudal tetapi perang tidak terjadi  di atas kertas. Pada tahun 2022 mereka bertempur di dua front: di medan perang dan di media sosial. Rusia juga tidak menang, ada lima alasan yang bisa saya pikirkan kenapa Rusia kesulitan merebut Kiev.

Nomor satu, strategi. Vladimir Putin punya dua pilihan jenis serangan, a) serangan habis-habisan dan membumi hanguskan, atau b) invasi yang tidak terlalu memakan biaya. Putin memilih opsi terakhir karena percaya bisa berjalan lenggang ke Kiev dan menggulingkan Zelensky.

Syukurnya (saya tidak mendukung orang yang bertindak semena-mena), Putin lupa aturan nomor satu perang modern yakni membangun supremasi udara. Putin belum mampu mengendalikan wilayah udara Ukraina, hasilnya beberapa pesawat Rusia jatuh di hampir seluruh wilayah udara Ukraina.

Alasan nomor dua, Putin meremehkan perlawanan masyarakat sipil Ukraina, dia pikir tentara Rusia akan disambut meriah masyarakat Ukraina sebagai liberator (yang mana tidak terjadi). Sebaliknya, publik Ukraina memasang pertahanan yang menginspirasi, mereka berbaris untuk menyumbang darah, bahkan tidak sedikit yang mendaftar untuk mengangkat senjata. 

Invasi Putin telah memobilisasi opini publik di Ukraina yang putusannya jelas, "Ukraina tidak akan menyerah!". Bahkan di seluruh dunia, Putin punya nama baru dari pemrotes anti-perang: "New Hitler". Publik Kiev membencinya. Mereka lebih memilih mati daripada harus tunduk pada kediktatoran Putin. Saya rasa di mana-mana di seluruh dunia, masyarakat modern sekarang benci dengan kediktatoran.

Pesawat Tempur Rusia Jatuh Dekat Perbatasan Ukraina (Oleg Kharseev / Kommersant / themoscowtimes.com)
Pesawat Tempur Rusia Jatuh Dekat Perbatasan Ukraina (Oleg Kharseev / Kommersant / themoscowtimes.com)

Alasan nomor tiga, profesionalisme dan semangat pantang menyerah tentara Ukraina. Tentara manapun akan kocar-kacir dan kalah mental sebelum berperang melihat ketimpangan kekuatan militer yang dimiliki lawan dengan punya sendiri. Namun tentara Ukraina tidak bereaksi dengan panik, sebaliknya mereka merencanakan pertahanan dengan sempurna.

Ada sebuah rekaman radio tentang keberanian tentara Ukraina di Snake Island yang tetap menolak meyerah bahkan menghina tentara Rusia. Mereka menolak meski jelas tahu sudah tersudut.

"Ini adalah kapal perang Rusia," sebuah suara di rekaman terdengar berkata. "Saya meminta Anda untuk meletakkan senjata dan menyerah untuk menghindari pertumpahan darah dan kematian yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom."

Setelah beberapa saat, tanggapan singkat datang dari pihak Ukraina: "Kapal perang Rusia. Go f**k yourself."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun