Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Singkat Afghanistan Menjadi "Kuburan Para Penguasa"

24 Agustus 2021   16:46 Diperbarui: 3 September 2021   01:07 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Facebook.com/allvoices)

Amerika telah menghabiskan sekitar USD 2,26 triliun atau setara Rp 32.505 triliun untuk perang di Afghanistan. Selama 20 tahun, Angkatan Darat AS ditempatkan di Afghanistan.

Sekarang, sejak Angkatan Darat AS meninggalkan Afghanistan, Taliban mendapatkan pijakan yang kuat di negara itu, dan berhasil menduduki pemerintahan hari ini.

Ini merupakan fenomena besar yang dampaknya terasa bahkan sampai di Indonesia. Dari segi kemanan, negara kita pernah dan masih waspada untuk menghadapi kaum ekstrimis. Kebangkitan Taliban yang ekstrimis dikhawatirkan menjadi pemicu bangkitnya gerakan ekstrimis di Indonesia.

Lalu China yang sebelumnya mengutuk Taliban atas penyerangan pekerja konstruksi dan jalan China yang sedang ikut membangun infrastruktur di sana, namun negeri Tirai Bambu baru saja mengundang delegasi tinggi Taliban untuk membuat perjanjian kerjasama pada 27 Juli tahun ini. 

Negara yang secara ideologis tak memiliki kesamaan itu, mengemukakan alasan keamanan yang membungkus kerjasamanya dengan Taliban. China tak ingin Afganistan membuka wilayahnya untuk dijadikan pangkalan oleh Kelompok Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) yang mengobarkan separatisme di kalangan warga etnis uighur di Xinjiang, China barat.

Tak hanya itu, negara-negara besar seperti Perancis, Rusia, Inggris pun mulai merapatkan diri ke pemerintahan baru Afghanistan meskipun pada awalnya mengutuk ideologi yang diusung Taliban. Apa yang begitu menarik dari Afghanistan sehingga menjadi magnet bagi negara-negara besar dan adidaya ini?

Untuk memahami geopolitik yang kompleks ini, maka kita perlu mempelajari sejarahnya.

Tahukah teman-teman bahwa Afghanistan dikenal sebagai "Graveyard of Empires" atau "Kuburan Para Penguasa"? 

Itu karena banyak negara adidaya yang masuk ke Afghanistan tetapi kembali setelah mempermalukan diri sendiri, karena gagal mempertahankan kekuasaan di sana.

Orang Inggris datang pada abad ke-19.
Mereka harus menanggung kekalahan yang sangat memalukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun