Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Fast Fashion, Pakaian Bekas dan Dampaknya pada Lingkungan

30 November 2020   10:45 Diperbarui: 3 Desember 2020   20:58 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thrift Shop (whatsupyukon.com)

"Thrifting" tidak lagi hanya untuk orang yang hemat.

Pertumbuhan industri penjualan kembali telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir. Empat puluh persen dari 18 hingga 24 tahun berbelanja barang bekas atau second-hand pada tahun 2017 menurut thredUp, toko barang bekas online terbesar di dunia. 

Dengan meningkatnya konsinyasi, penjualan prevoled online, dan toko barang bekas yang saat ini beroperasi, meningkatkan pilihan bagi konsumen produk second-hand. 

Dalam ketidakpastian ekonomi, banyak orang akan beralih ke barang second-hand. Tren belanja barang brand mahal berkurang drastis sejak Covid. 

Sebanyak 88% konsumen mengadopsi hobi thrifty baru selama pandemi dan diperkirakan akan berlanjut lama ke depan. Gaya hidup hemat yang kini banyak dipandang sebagai ukuran kreativitas, bikin tren barang bekas makin kuat.

Pergeseran Stigma

Para ahli yakin bahwa pertumbuhan industri second-hand sebagian disebabkan oleh perubahan sikap terhadap pembelian bekas, khususnya selama Resesi Hebat yang dimulai pada tahun 2008. 

Selama periode waktu ini, banyak orang terpaksa mengadopsi langkah-langkah berhemat, yang mungkin telah membantu bingkai belanja barang bekas sebagai hal yang masuk akal daripada putus asa, dan mengurangi stigma yang melekat padanya.

Selain itu, konsumen sekarang lebih sadar dari sebelumnya tentang dampak etika dan lingkungan yang terkait dengan barang dan jasa yang mereka beli. Menurut thredUP, 77 persen generasi milenial lebih suka membeli dari merek yang sadar lingkungan. Karena eco-fashion sering kali keluar dari anggaran milenial, hal terbaik berikutnya adalah menggunakan keterampilan hemat yang berguna itu.

Belanja barang bekas juga melengkapi tren sosial yang lebih besar. Bagi mereka yang ingin menjalani gaya hidup ramah lingkungan, membeli barang bekas adalah cara paling mudah untuk menerapkan manfaat penggunaan kembali dan daur ulang pada fesyen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun