Mohon tunggu...
Deana Jasmin
Deana Jasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

How RAISA Improve the Transportation Industry

4 Januari 2022   13:20 Diperbarui: 4 Januari 2022   13:57 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: utec.edu.pe 

Passenger Transportation Companies bermula pada transportasi penumpang atau transportasi umum. Pada dasarnya transportasi penumpang ini adalah memindahkan pengangkutan orang dari satu tempat ke tempat lainnya melalui jalur darat, laut, ataupun udara. Passenger Transportation Companies sendiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang transportasi penumpang.

Ada berbagai macam moda transportasi yang tersedia di dunia saat ini. Untuk transportasi darat utamanya terdapat mobil sebagai alat transportasi yang sering digunakan. Selain mobil ada juga bus yang dapat memuat lebih banyak orang selain itu untuk jarak yang lebih jauh dapat menggunakan kereta. Untuk transportasi laut terdapat kapal ataupun kapal selam. Sedangkan untuk transportasi udara pesawat ataupun helikopter. Perkembangan teknologi yang terus maju bahkan sekarang sedang dipersiapkan alat transportasi ke luar angkasa yang dapat digunakan oleh masyarakat umum.

Pada pembahasan ini, kami fokus pada penerapan dan pemanfaatan RAISA pada perusahaan angkutan penumpang. Robot adalah mekanisme kontrol yang dapat diprogram pada dua atau lebih sumbu dengan tingkat otonomi tertentu, untuk bergerak di dalam lingkungannya, bertujuan untuk melakukan tugas yang dimaksud (International Organization for Standardization, 2012, n.p.). Layaknya seperti manusia, robot memiliki sensor yang mampu mendeteksi dan mengidentifikasi suara, objek, suhu, jarak, komunikasi dengan perangkat yang memungkinkan robot memperoleh data tentang lingkungan di sekitarnya (Ben-Ari & Mondada, 2018).

Artificial Intelligence (AI), dalam Bahasa Indonesia "Kecerdasan Buatan", dikaitkan dengan kemampuan mesin untuk memahami dan menggunakan bahasa manusia, kemudian terus beroperasi dan belajar dengan sendirinya. AI modern digunakan di banyak bidang kehidupan masyarakat dengan berbagai tujuan seperti penalaran, pemahaman, pembelajaran, komunikasi, persepsi, dan perencanaan (Bollier, 2017; Hill, Ford, & Farreras, 2015). Pada Teknologi Robotik, AI adalah komponen yang sangat penting dalam kemampuannya untuk mempelajari keadaan sekitar dan memberi serta mengolah data yang diterima.

Service Automation adalah proliferasi self-service technologies (SSTs), seperti fasilitas online check-in pada bandara, booth e-ticketing, dan pendaftaran online ke suatu destinasi ketika mau berlibur yang saat ini sudah menjadi standar di industri pariwisata kontemporer (Kelly, Lawlor, & Mulvey, 2017; Rosenbaum & Wang, 2015).

Awal Mula Industri Transportasi


Awal mula perkembangan perusahaan transportasi udara dapat ditarik jauh ke tahun 1903, dimana wright bersaudara yaitu Orville Wright dan Wilbur Right pertama kali menciptakan pesawat udara. Lalu di tahun 1918, Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menawarkan layanan pos udara dengan jadwal yang sudah tetap dan juga rute penerbangan tetap antara Washington DC dan New York City. Lalu perusahaan transportasi udara juga mulai didirikan di Indonesia. Salah satunya adalah maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang mulai berdiri tahun 1950-an. Seiring perkembangan zaman, perusahaan transportasi udara juga mulai menggunakan teknologi sederhana seperti telepon genggam dan komputer untuk membantu berjalan nya prosedur penerbangan. 

Tetapi, sebelum adanya penerapan RAISA pada perusahaan transportasi udara, seluruh kegiatan di dalam perusahaan atau yang berhubungan dengan customer dilakukan secara manual oleh tenaga manusia dengan hanya menggunakan teknologi sederhana.  Seluruh informasi penerbangan seperti maskapai penerbangan, jumlah penerbangan tersedia, jumlah sisa kursi yang tersedia jadwal keberangkatan, jadwal kedatangan sampai dengan harga hanya dapat diakses melalui  layanan telepon customer service bandara atau dengan datang langsung ke bandara.

Dengan banyaknya orang yang melakukan kegiatan mobilitas menggunakan transportasi udara, hal tersebut menjadi kurang efektif karena customer sulit untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya kurang efektif bagi customer, hal tersebut juga menjadi kurang efektif bagi perusahaan, karena pendataan penumpang juga harus dilakukan secara manual. Selain pendataan penumpang, pembagian jadwal penerbangan dan rotasi untuk pilot serta pramugari juga dilakukan secara manual tanpa menggunakan sistem.

Industri Transport di Era RAISA

Kehadiran RAISA juga membantu kemudahan customer dalam melakukan pemesanan tiket dan transaksi pembayaran. Sebelum adanya penerapan RAISA, customer hanya dapat memesan tiket melalui layanan telepon customer service atau dengan langsung datang ke bandara. Saat sampai, customer juga harus mengantri untuk melakukan check in karena seluruh prosedur dilakukan secara manual dari pengecekan barang bawaan, loading barang sampai dengan pengecekan tiket. Hal tersebut juga menyebabkan perusahaan transportasi udara membutuhkan banyak sumber daya manusia dalam menjalankan prosedur tersebut. Selain itu pilihan untuk pembayaran juga terbatas, hanya terdapat dua pilihan pembayaran yaitu menggunakan ATM atau membayar dengan uang cash. Penggunaan cash menjadi kurang efisien, karena dalam bepergian customer harus membawa uang cash dalam jumlah yang banyak. 

Demand yang semakin tinggi dalam penggunaan transportasi udara ini menyebabkan perusahaan harus selalu berinovasi dan menjadikan prosedur penerbangan menjadi lebih efektif dan efisien. Karena itu, penerapan RAISA mengambil peranan penting dalam hal tersebut. Di masa sekarang, penerapan tersebut sudah dilakukan dalam banyak aspek, dalam melakukan booking, check-in, bahkan pembayaran.

Dengan teknologi yang semakin canggih, penggunaan transportasi udara semakin mudah. Sekarang, semua bisa diakses melalui handphone. Untuk memesan tiket pesawat, mencari jadwal yang kosong, mencari harga yang pas untuk budget yang dimiliki hanya perlu dilihat melalui website atau aplikasi seperti, tiket.com, traveloka, agoda, pegi - pegi, dan lainnya. Di aplikasi tersebut sudah tertera maskapai yang diinginkan, harga tiket, kapasitas yang bisa dibeli, sampai jadwal keberangkatan.

Berbeda dari sebelumnya, transaksi pembayaran juga bisa dilakukan dengan mudah. Banyak pilihan yang bisa dipakai untuk melakukan pembayaran seperti m-banking, transfer bank, e-wallet, bahkan dengan menggunakan pay later. Banyaknya metode yang bisa dilakukan, sangat mempersingkat waktu dan juga sangat efisien untuk para customer. Apabila kendala terjadi, semua bisa teratasi dengan e-mail, customer service, dan juga virtual assistant yang ada di website dari platform yang sudah disebutkan sebelumnya.

Membawa hasil fotokopi pembayaran untuk melakukan check-in pun sekarang sudah tidak terlalu diberlakukan. Hal ini dikarenakan customer sudah bisa melakukan self check-in dimana tidak perlu dibantu oleh petugas untuk melakukan check-in. Hal yang perlu dilakukan hanya siapkan handphone yang berisikan file pembelian tiket maka sudah bisa melakukan check-in. Dengan membuat semuanya menjadi praktis, akan semakin efisien dan juga menghemat waktu.

Permasalahan di Industri Transportasi

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan RAISA sangat membantu kegiatan operasional dalam sebuah perusahaan transportasi udara sehingga kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Namun, peranan RAISA dalam perusahaan transportasi udara juga dapat menimbulkan beberapa masalah. Beberapa masalah yang dapat timbul adalah seiring berkembangnya teknologi, sejumlah pekerjaan yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia akhirnya diganti dengan mesin dan menghilangkan lapangan pekerjaan untuk Sumber Daya Manusia. 

Contohnya adalah pekerjaan operator telepon, telemarketer atau resepsionis. Dengan semakin canggihnya teknologi pengenalan suara, akan semakin mudah bagi perusahaan untuk  menggantikan peran manusia dalam pekerjaan operator dan telemarketer sehingga pekerjaan resepsionis dapat menghilang. Lalu contoh pekerjaan yang mungkin akan hilang lain nya adalah porter. Porter di negara maju seperti Korea Selatan dan Jepang sudah mulai digantikan dengan self-driving robot. 

Selain itu masalah yang dapat timbul lain nya adalah keamanan data dari user dalam melakukan transaksi online. Dalam sektor penerbangan sendiri, sebagian besar customer melakukan pembelian tiket secara online. Transaksi online adalah  transaksi yang dilakukan melalui media atau perantara dengan menggunakan akses internet. Kegiatan ini dilakukan di berbagai situs perdagangan online atau jejaring sosial yang menawarkan barang dan jasa yang diperdagangkan. Manfaat dari melakukan transaksi secara online dapat dibagi menjadi empat kategori: kemudahan, informasi, produk dan layanan yang tersedia, serta efisiensi biaya dan waktu (Harahap dan Amanah, 2018). 

Namun, selain dari semua kemudahan yang ditawarkan, perusahaan penerbangan yang menawarkan transaksi secara online juga dapat menimbulkan kekhawatiran konsumen tentang tanggung jawab informasi pribadi yang dikumpulkan dan dikumpulkan dalam bisnisnya. Seperti data pribadi berupa informasi tentang nama ID konsumen, kata sandi, nomor kartu debit dan kredit, percakapan email, dan pertanyaan konsumen. Penjahat dapat menemukan celah dalam teknologi yang diterapkan oleh pengembang. 

Teknologi merupakan hasil pengembangan produk berdasarkan logika manusia. Mengambil pendekatan logis lain, banyak penjahat menggunakan celah ini untuk bertindak sebagai pintu untuk kemudian mengumpulkan data dari  organisasi. Di Indonesia, beberapa pelanggaran data menunjukkan bahwa tingkat keamanan digital Indonesia masih rendah. Menurut data yang dirilis pada tahun 2016 oleh Veritrans dan Daily Social, Indonesia menempati peringkat tinggi dalam daftar 10 negara teratas yang berisiko terhadap keamanan digital.

Kemudahan yang terjadi dengan adanya teknologi dalam industri transportasi di Indonesia tentunya terhambat dengan terbatasnya akses terhadap internet. Berdasarkan informasi dari Bank Dunia akses Internet di Indonesia masih belum merata hingga tahun 2019. Tercatat hanya 36% masyarakat pedesaan yang memiliki akses terhadap internet, untuk masyarakat kota sendiri akses terhadap internet sejumlah 62%. Oleh karena itu di Indonesia sendiri pemerintah harus terlebih dahulu mengenjot aksesibilitas terhadap Internet. 

Pekerjaan rumah pemerintah masih belum berakhir karena gap akses internet masih tersisa. Salah satunya terlihat dari sepertiga masyarakat dewasa Papua yang baru memiliki sambungan internet. Proporsinya berbeda dengan 55% penduduk dewasa Jawa-Bali yang dapat menikmati jaringan internet dalam kehidupan sehari-harinya. Perkembangan teknologi harus diiringi dengan perkembangan infrastruktur. Sayangnya di Indonesia masalah tersebut sering terjadi dimana menyebabkan kemajuan lebih terhambat.

RAISA sebagai Solusi

Dalam permasalahan mengenai tenaga manusia yang digunakan oleh robot, hal ini masih diperbincangkan sampai saat ini. Di industri pariwisata, yang identik dengan ramah tamah, belum cocok mengadopsi teknologi RAISA. Para ahli menilai industri ini belum cocok karena mesin berbasis AI tidak dapat menggantikan peran manusia dalam membangun hubungan kuat dengan klien. Teknologi tersebut dinilai belum dapat menggantikan peran manusia dalam memberikan produk dan layanan hebat. 

Meskipun cerdas, teknologi AI belum dapat melakukan pekerjaan sebaik manusia. Meskipun dalam industri lain AI sudah mendisrupsi lapangan pekerjaan manusia, namun dalam industri pariwisata, teknologi ini belum cocok untuk menggantikan. Mengutip dari Forbes, teknologi dirancang manusia untuk saling bekerja sama dimana manusia sebagai pengendali dan teknologi menyediakan hal yang diprogramkan oleh manusia. Dikutip dari studi McKinsey dan World Economic Forum, dalam era robotik akan muncul kesempatan kerja baru. 

Dari studi tersebut, diperkirakan akan ada 75 juta pekerjaan yang akan digantikan robot namun akan ada 133 juta lapangan pekerjaan baru yang menanti para pencari kerja di masa depan. Selain itu, pekerjaan di masa depan akan menuntut kreativitas dan kemampuan analisis. Aspek tersebut sulit digantikan oleh mesin sehingga hal tersebut adalah pembeda yang sangat terlihat antara manusia dan mesin.

Diambil dari masalah mengenai keamanan data melalui transaksi online, hal ini seharusnya sudah dapat ditanggulangi oleh perusahaan yang membuat transaksi tersebut. Diawal, sudah diberitahu terms dan regulations untuk para pengakses dalam memberikan data mereka. Namun, disisi lain, perusahaan juga harus menjanjikan dan menjaga keamanan yang dimiliki oleh para user. 

Dengan banyaknya cara mengamankan data, para perusahaan seharusnya aware dengan hal tersebut. Karena, menggunakan pengamanan data ini mengurangi risiko penyalahgunaan informasi dan memperkecil peluang tindakan kriminal. Contohnya adalah, enkripsi, firewall, secure socket layer, kriptografi, dan pretty good privacy. 

Menanggapi adanya ketidakmerataan akses internet yang terjadi di Indonesia, pemanfaatan robot dan artificial intelligence dapat menjadi solusi untuk mengatasi hal ini di masa depan. Mugi Harfianza, Head of Robotics & Discrete Automation ABB Indonesia pada sebuah wawancara mengungkapkan data bahwa implementasi teknologi robot di industri dalam negeri Indonesia sudah mencapai 1.200 unit. Data ini diperoleh pada tahun 2018 dan dari data yang ada, pemanfaatan robot sudah meningkat sebanyak 20% dari tahun lalu, tahun 2017. Hal ini untuk mendukung program pemerintah dalam persiapan "Making Indonesia 4.0" dengan target untuk memanfaatkan robot dalam proses produksi. 

Melakukan pelatihan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) selain menambah jumlah unit teknologi yang digunakan juga penting. Bagi daerah-daerah yang masih sulit terjangkau oleh tenaga manusia sebenarnya bisa diakses dengan menggunakan robot. Drone adalah alat yang sudah umum digunakan negara-negara maju untuk mengantarkan paket, makanan, kiriman barang, atau barang lainnya layaknya jasa layanan antar yang disediakan ojek online atau layanan lainnya. 

Pemanfaatan teknologi sejenis dengan kecakapan dan kemampuan yang tinggi memampukan pemerintah dalam memasang perangkat-perangkat berat demi akses internet di pelosok-pelosok daerah. Hal ini tentu harus diimbangi dengan keterampilan SDMnya dalam mengelola dan mengoperasikan robot yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pemasangan akses internet ini. Tidak hanya itu, ke depannya Indonesia juga bisa memanfaatkan robot untuk jasa layanan antar, pengiriman barang, bahkan mengirimkan manusia ke satu tempat ke tempat lainnya.

Kemajuan teknologi menjadi solusi bagi setiap permasalahan manusia dan berbagai industri menggunakan teknologi untuk menyediakan solusi bagi customernya. Penggunaan teknologi di berbagai sarana transportasi memberi keleluasan bagi penumpang untuk bisa memesan dan menggunakan jasa transportasi di mana saja dan kapan saja. Kehadiran RAISA pada perusahaan angkutan penumpang tidak hanya memudahkan penumpang dalam mendapatkan informasi yang akurat dan cepat namun juga menjadi tools yang dapat meringankan pekerjaan perusahaan penyedia jasanya. 

Sistem data dan informasi yang dibantu oleh RAISA meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga biaya pun juga bisa semakin murah. Di samping itu perlu dipahami bahwa penerapan RAISA pada industri transportasi juga tidak luput dari adanya error yang mungkin saja bisa terjadi. Maka dari itu, pembelajaran mengenai penggunaan RAISA lebih dalam lagi dalam perusahaan transportasi perlu dilakukan untuk memitigasi adanya ancaman atau bahaya apabila sistem dan data tidak bekerja dengan sesuai proyeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun