Mohon tunggu...
Deajeng Rizqi Melly Tsaniyah
Deajeng Rizqi Melly Tsaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi semester akhir di salah satu universitas swasta di Surabaya. Memiliki rasa sosial yang tinggi dengan mengikuti komunitas pegiat nasi bungkus surabaya. Aktivitas lain sebagai mahasiswi dan sebagai volunteer, adalah sebagai salah satu freelance marketer di beberapa perusahaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Ajak Kampanye Anti Plastik melalui "Therapeutic Art"

1 Juli 2022   20:56 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswi Untag Surabaya mengabdikan diri dalam program pengabdian masyarakat. Mahasiswi Untag Surabaya melakukan program pengabdian masyarakat salah satunya di yayasan LKSA Bismar Al Mustaqim yang bertempat di Kel. Nginden Jangkungan, Kec. Sukolilo Surabaya. Mahasiswi yang mengikuti program pengabdian masyarakat di yayasan LKSA Bismar Al Mustaqim ada 4 mahasiswi. 

Pada saat pengabdian masyarakat berlangsung Mahasiswi diharuskan memiliki program kerja untuk menyelesaikan masalah didalam yayasan tersebut. Salah satunya adalah program kampanye kebersihan lingkungan melalui "Therapeutic Art".

Therapeutic Art merupakan kegiatan seni yang dilakukan untuk meredakan stress atau merasakan ketenangan. Salah satu contohnya adalah mewarnai, melukis, menulis puisi, menyulam, merajut, dsb. Deajeng, mahasiswi Untag Surabaya menerapkan "Therapeutic Art" melalui media lukis. 

Deajeng menegaskan bahwa tujuan "Therapeutic Art" adalah untuk mengurangi efek buruk stress dan trauma dengan memberikan media ekspresi kepada individu. Media ekspresi yang digunakan adalah tas kanvas. Kenapa menggunakan tas kanvas?, tujuannya untuk mengajak peserta didik di LKSA Bismar Al Mustaqim untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik yang berdampak buruk pada kesehatan. 

"Nantinya tas kanvas ini bisa digunakan anak-anak dalam berbagai kegiatan. Kan kalau kita belanja di mimarket atau di toko-toko mulai nggak menyediakan kantong plastik. Jadi tas ini dapat digunakan mereka untuk membawa barang belanjaan." - Tegas Deajeng

Deajeng juga menjelaskan, bahwa "Therapeutic Art" memiliki perbedaan dengan art therapy. Walaupun sama-sama therapy yang melalui media seni namun "Therapeutic Art" lebih ditujukan untuk fungsionalnya, sementara art therapy lebih menekankan pada ekspresi.

Selain itu juga Deajeng menjelaskan mengenai manfaat dari "Therapeutic Art". Antara lain "Sebenernya banyak banget benefit yang bisa kita rasakan melalui 'Therapeutic Art' ini misalnya bisa membantu meningkatkan harga diri, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknis, membangun relasi, mengalami perasaan katarsis, dan mengenal lebih dalam tentang diri sendiri". 

Melalui kegiatan tersebut Deajeng telah melakukan kontribusi nyata dalam melakukan pengabdian masyarakat. Selain melakukan kampanye tentang pentingnya kebersihan lingkungan yang berdampak pada kesehatan fisik sekaligus menjaga kesehatan mental pada peserta didik lewat 'Therapeutic Art"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun