Hari Raya Idul Adha merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini tidak hanya identik dengan penyembelihan hewan qurban, tetapi juga menjadi pengingat tentang keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam hal keimanan, ketaatan, dan keikhlasan kepada Allah SWT. Kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, merupakan ujian keimanan yang luar biasa. Tanpa keraguan, Nabi Ibrahim menjalankan perintah tersebut semata-mata karena ketaatannya yang mutlak kepada Allah SWT (QS. Ash-Shaffat: 102-107).
Dari kisah ini, umat Islam diajarkan bahwa qurban bukan hanya sekadar penyembelihan hewan, tetapi lebih dari itu merupakan simbol pengorbanan diri, hawa nafsu, dan ego demi menggapai ridha Allah SWT. Keikhlasan Nabi Ibrahim menjadi cerminan bagaimana seorang hamba seharusnya menundukkan kehendaknya kepada kehendak Sang Khalik.
Dalam konteks kehidupan modern, semangat Idul Adha mengajarkan umat Islam untuk menumbuhkan nilai solidaritas, empati, dan kepedulian sosial terhadap sesama, terutama kepada kaum dhuafa. Pengorbanan yang dilakukan bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu, tenaga, dan perhatian yang tulus.
Dengan meneladani Nabi Ibrahim, umat Islam diharapkan mampu mengaplikasikan nilai keikhlasan dan pengorbanan dalam setiap aspek kehidupan, baik secara personal maupun sosial. Idul Adha menjadi momentum untuk memperbaiki diri, mempertebal keimanan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengorbanan demi kebaikan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
