Mohon tunggu...
Dea Nuryanti
Dea Nuryanti Mohon Tunggu... -

mahasiswi jurusan bahasa dan sastra indonesia \r\n\r\n\r\nhttp://www.facebook.com/Dea Nuryanti\r\nhttp://www.twitter.com/@YanfaAnNury

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Cinta

6 Januari 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Surga Cinta

oleh: Yanfa An Nury



Kejadian ini bermula saat Aku baru masuk di salah satu universitas di kota Bandung. Sebagai mahasiswi semester satu jurusan bahasa dan sastra indonesia, Aku beserta teman-teman yang lain belum terlalu hafal satu persatu nama dosen di kampus itu. Setelah beberapa minggu berlalu kami pun mulai belajar efektif sesuai silabus di tempat kuliah kami. Salah satu dosen senior di sana bernama Pak Maman, beliau adalah dosen yang mengajar mata kuliah membaca pada semester satu. Kami selalu dibuatnya tertawa saat beliau mengajar karena caranya dalam memberi ilmu pengetahuan kepada kami memang unik, sangat berbeda dengan dosen-dosen lainnya. Saat naik ke semester dua pun tak ada perubahan pada sifat humoris beliau. Ketika itu beliau mengajar mata kuliah apresiasi prosa fiksi. Awalnya beliau mengajar layaknya apa yang tercantum di dalam kurikulum namun yang membuat kami tak mengerti pada saat itu beliau membawa tape recorder dengan ukuran yang cukup besar alias tape recorder jadul (jaman dulu) dan memasukan sebuah kaset lalu terdengarlah lagu yang berasal dari sebuah grup band indonesia dengan judul “Surga Cinta”. Serentak kami tertawa meskipun sempat terselip rasa heran yang teramat besar.

“Kenapa kok harus nyetel lagu itu segala?”

Setelah di cari tahu alasannya rupanya itu adalah lagu favoritnya dan yang membuat kami tak percaya adalah beliau selalu memperkenalkan lagu tersebut di hadapan mahasiswa baru pada saat mengajar entah itu pada awal masuk kuliah atau pada mahasiswa semester dua. Aku kira beliau hanya memutarkan lagu itu pada kami saja. Pengakuan yang Aku dapat dari kakak-kakak seniorku itu akhirnya membuat kami terbiasa melihat tingkah lucu dosen tersebut. Dan pernah pula saat aku di semester empat, lagu itu kembali terdengar dari tape recordernya. Namun sekarang Aku sudah kuliah di semester tujuh, tak pernah lagi Aku mendengar lagu kebangsaan dosenku yang unik itu. Ya... Aku tahu mungkin beliau sedang sibuk mempersiapkan lagu itu untuk diputar di depan mahasiswa semester awal.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun