Mohon tunggu...
Dedi Hartanto
Dedi Hartanto Mohon Tunggu... Dosen

Dedi Hartanto, Seorang Suami, ayah dari 1 orang anak, seorang Dosen, Apoteker dan Warga Muhammadiyah. Tinggal di Banjarmasin Kalimantan Selatan sejak 2009. Orang Jawa yang dapat istri orang Tolaki. Tertarik menulis tentang Perjalanan, Alam, Kesehatan, Osteoarthritis, Pertanian dan Agama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haruan: Bahan Makanan Bergizi Lokal yang bernilai kesehatan

2 Oktober 2025   15:22 Diperbarui: 2 Oktober 2025   15:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di balik asap dapur dan laboratorium, haruan juga menyumbang denyut ekonomi Kalsel. Data Dinas Perikanan Kalsel (2023) mencatat produksi haruan mencapai 1.200 ton per tahun, tersebar di Barito Kuala, HSS, HST, HSU, Banjar, hingga Banjarmasin.

Harga jualnya pun cukup fluktuatif:

  • Rp 70.000/kg di Hulu Sungai Tengah,

  • Rp 110.000/kg di Banjarbaru,

  • bahkan pernah dijual murah di angka Rp 35.000/kg oleh pemerintah dalam program stabilisasi inflasi.

Di Desa Mahang, HST, empat kelompok pembudidaya mampu menghasilkan 7 ton haruan sepanjang tahun. Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPBAT Mandiangin menargetkan 316 ribu ekor benih haruan per tahun, dengan distribusi puluhan ribu ekor ke pembudidaya lokal.

Selain itu, produk olahan seperti abon haruan, nugget, kerupuk albumin, hingga pakasam bernilai tambah kini banyak dikembangkan UMKM. Haruan bukan sekadar lauk, tetapi komoditas yang ikut menyumbang inflasi daerah. Karena itu, Bappeda Kalsel tengah menggagas program Haruan Estate untuk menjadikannya sebagai komoditas unggulan bioekonomi.

Menjaga Warisan, Menyongsong Masa Depan

Di titik ini, haruan telah menyeberangi tiga ranah:

  1. Dapur rumah tangga Banjar, dengan ketupat kandangan sebagai simbol budaya.

  2. Laboratorium kesehatan, dengan albumin sebagai inovasi farmasi lokal.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun