Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sang Penjerat Matahari: Masarasenani

1 November 2022   14:17 Diperbarui: 1 November 2022   14:31 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku Masarasenani (sumber : pribadi)

Mengapa demikian? Mengingat buku bacaan anak, memiliki pendekatan jenjang bacaan, juga menyesuaikan dengan perkembangan psikologis anak. 

Saya menemukan banyak sekali, terutama di Papua, buku bacaan yang berisi penulisan cerita rakyat, yang dimaksudkan untuk dibaca anak-anak tetapi dengan format untuk bacaan lanjut. Betapa menyulitkan bagi anak-anak yang ingin membacanya!

Kembali lagi kepada kisah yang begitu memikat hati tentang "Masarasenani," kisah ini  merupakan cerita rakyat yang berasal dari daerah Windesi di Manokwari, Papua Barat. 

Kisah ini menceritakan hal ikhwal mengapa kemudian siang dan malam waktunya relatif seimbang. Pada jaman dahulu, dikisahkan bahwa malam begitu panjang. 

Masarasenani sang tokoh, seorang bapak dan pemimpin keluarga penuh  kasih dan tanggung jawab, yang mempunyai dua anak perempuan kakak beradik yang cantik bernama : Serawiri dan Serimini merasa bersedih, karena setiap pekerjaan menokok batang -- batang sagu belum selesai dilakukan, matahari telah tergelincir dan tenggelam.

Siang terasa lebih cepat dibanding malam hari, membuat pekerjaan belum selesai gelap gulita telah datang. Tetapi, pada suatu hari yang aneh, dan hari seterusnya..tampaknya Matahari enggan pergi, malas beranjak. Membuat orang -- orang merasa terik panas yang tak pergi -- pergi mengundang tanya ? Orang -- orang mulai kebingungan.  Mengapa matahari masih menunggu di atas sana, harusnya ia sudah tergelincir, dan tenggelam ? Ada apa gerangan ?

Hanya seorang Masarasenani yang tahu dan menyimpan rahasia tentang matahari rapat -- rapat. Hal ini disebabkan, sebagai wujud kepeduliannya pada hajat hidup orang banyak, dan terutama keluarganya sendiri, sang tokoh mencari jalan keluar, bagaimana agar dirinya bisa menyiasati hal ini. Ditemukanlah jalan keluarnya, ia harus bertemu Marasitumi atau si Matahari. 

Masarasenani mengetahui bahwa matahari selalu terbit melalui dua buah bukit, di mana letak dari bukit ini pun sudah diketahui Marasasenani. 

Marasasenani berpikiran bahwa untuk menyelamatkan warga dari kelaparan yang sangat, berarti matahari harus terus bersinar maka ia berpikir menjerat matahari di bukit tempat ia muncul adalah pilihan paling tepat.

Masyarakat senang sekali, karena pada suatu hari mereka bisa mengerjakan menokok batang -- batang sagu dengan leluasa, serasa matahari tenang dan sabar menunggui mereka menuntaskan pekerjaannya, akan tetapi lama -- kelamaan timbul curiga, mengapa tak tergelincir juga matahari di ufuk barat ? Dan untuk jawaban inilah hanya Masarasenani yang mengetahui jawabannya, serta jalan keluar pemecahan membuat matahari bisa kembali ke peraduannya.

Karena jeratan Masarasenani itulah akhirnya tercapai sebuah titik keseimbangan, setelah sebelumnya kaki matahari yang terjerat itu disembuhkan dengan daun "gatal", pengenalan daun gatal sebagai penyembuh ada pada cerita ini. Dan setelah sembuh oleh olesan ramuan daun gatal di kaki matahari oleh Masarasenani, ia pun berkenan membuat panjang waktu malam hari sama dengan panjang waktu di siang hari, dan masyarakat akhirnya hidup damai dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun