Himpunan kerak dan mantel litosfir dari Proterozoik Akhir hingga Paleozoik Awal terpanas dan meleleh sebagai akibat dari tumbukan benua-benua. Tumbukan ini terjadi ketika kerak benua dari Lempeng Australia–Nugini tertunjam di bawah ujung timur Daratan Sunda. Batuan induk dari batuan beku Miosen ini diidentifikasi berdasarkan data isotope Rb-Sr, Nd-Sm, dan U-Pb, serta data geokimia unsur utama dan jarang (Bergman drr, 1996).
Menurut model tektonik ini, Selat Makassar dianggap sebagai cekungan daratan-muka (foreland basin) di antara Lempeng Australia-Nugini dan Daratan Sunda.Â
Sementara itu, obdaksi kerak samudera (Kompleks Lamasi) ke Sulawesi Barat dari pra-Eosen hingga Miosen Akhir. Busur magmatik Sulawesi Barat Miosen Akhir dianggap sebagai hasil tumbukan benua-benua, berbeda dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa busur tersebut terkait dengan tumbukan kerak samudera dengan benua atau samudera dengan samudera.
Daerah yang membentang dari Majene hingga Mamuju hingga Palopo dapat dibagi menjadi tiga domain tektonik utama: domain utara-selatan yang dimulai dengan lajur lipatan-sesar naik aktif, lajur vulkano-plutonik, dan lajur batuan ofiolit (Kompleks Lamasi).
Bukti dari wilayah daratan Di Sulawesi Barat, lajur lipatan dan sesar-naik Kalosi dan Majene di sebelah barat Selat Makassar memiliki arah kecondongan (vergence) ke barat; di Kalimantan Timur, lajur lipatan dan sesar-naik Samarinda memiliki arah kecondongan (vergence) ke timur. Ini adalah bukti dari fase kompresi Selat Makassar.Â
Tunjaman landai terletak di kapur di sebelah timur Mandala Sulawesi Timur. Mandala Sulawesi Timur bergerak ke barat selama penunjaman, mengendapkan tepi benua. Dalam Kapur Akhir—Tersier Awal, terjadi konflik dengan Mendala Sulawesi Barat. Tunjaman ini menyebabkan endapan tepi kontinen termalihkan, yang menyebabkan terbentuknya Kompleks Pompangeo dan Batugamping Malih. Selain itu, terbentuk Sesar naik Poso dan Sesar naik Wekuji. Kemudian, tumbukan mikrokontinen, yang merupakan pecahan Benua Australia dengan Ofiolit, mengaktifkan kembali tumbukan sebelumnya dan menyebabkan terbentuknya Sesar Matano. Gaya pelepasan menyebabkan depresi Poso setelah gangguan ini. Depresi menempatkan Formasi Poso dan Formasi Puna di bagian utara, dan Danau Poso terbentuk di bagian selatan.Â
Menurut beberapa penulis, pada Eosen Tengah terjadi bukaan Selat Makassar (fase ekstensi), tetapi pada Miosen hingga sekarang terjadi fase kompresi, yang mengakibatkan pembentukan lajur lipatan dan sesar naik di Sulawesi Barat (Kalosi dan Majene) yang memiliki arah kecondongan struktur ke barat, dan di Kalimatan Timur terbentuk lajur lipatan dan sesar naik Samarinda yang memiliki arah kecondongan struktur ke timur. Â
Tektonik Laut Sulawesi
Nichols dan Hall (1999) membagi perkembangan tektonik Laut Sulawesi sebagai berikut berdasarkan data sedimentologi dan stratigrafi dari data pemboran:Â
45 Ma
Sebagaimana ditunjukkan oleh anomali magnetik dasar laut, terjadi pemekaran di Laut Sulawesi dan Laut Filipina Barat pada saat itu. Pusat pemekaran menunjukkan bahwa Cekungan Laut Filipina Barat bergerak berlawanan dengan arah jarum jam dari posisinya saat ini.Â