Mohon tunggu...
Davina Ramadani
Davina Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kepribadian agak introvert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswi Dipaksa Menggunakan Jilbab oleh Pihak Sekolah

4 Desember 2022   11:10 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:22 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemaksaan mengenakan jilbab ini dilakukan oleh sekolah SMAN 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta kepada siswinya. Kejadian tersebut bermula saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). 

Guru BK memanggil siswi tersebut untuk memintai keterangan mengapa siswi tersebut tidak menggunakan jilbab. Kejadian tersebut viral karena video unggahan siswi terkait dugaan pemaksaan mengenakan hijab yang membuat siswi tersebut sampai pindah sekolah. Pemda D.I. Yogyakarta mulai kamis, 4 Agustus 2022 membebastugaskan kepala sekolah dan tiga guru di SMAN 1 Banguntapan Bantul. 

Hal ini terkait dugaan pemaksaan pemakaian jilbab di sekolah tersebut yang mengakibatkan seorang siswi merasa tertekan. Siswi kelas 10 itu dipanggil beberapa guru dan ditanyai alasannya tidak memakai jilbab. Siswi tersebut juga sempat dipakaikan jilbab oleh gurunya. 

Setelah kejadian tersebut siswi tersebut merasa tertekan dan mengurung diri di dalam kamar beberapa hari. Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X menyatakan pemaksaan pemakaian jilbab di sekolah negeri tidak bisa dibenarkan. Oleh karena itu jika pemaksaan tersebut benar-benar terjadi kepala sekolah dan guru yang terlibat akan dikenai sanksi. Peristiwa itu membuka mata kita bahwa ternyata intoleransi sudah menyusup ditengah masyarakat.

Kontra: saya pribadi tidak setuju mengenai pemaksaan menggunakan jilbab. Jilbab adalah pilihan, tidak bisa dipaksakan. Peraturan dari pemerintah juga tidak ada yang menyebutkan bahwa mengharuskan memakai jilbab. Jilbab adalah kewajiban individu, selama dia tidak menyalahi aturan di sekolah ya tidak masalah.

Solusi agar tidak terulang kejadian yang sama yaitu melakukan pelatihan kepada kepala sekolah dan guru tentang wawasan kebangsaan serta meminta kepada pihak sekolah untuk menciptakan suasana dan ekosistem sekolah yang penuh toleransi dan rasa nyaman. Dan juga peran Densus 88 dan kepolisian sangat diperlukan agar dunia pendidikan terhindar dari radikalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun