Mohon tunggu...
David kristanto
David kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Lahir di Banyuwangi | Geografi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penggunaan Paving untuk Halaman Rumah Itu Kuranglah Bijak dalam Perspektif Lingkungan

6 Juni 2019   08:02 Diperbarui: 6 Juni 2019   15:51 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan mengapa banyak orang lebih memilih paving sebagai alas halaman rumah adalah karena estetika dan mampu untuk menyerap air hujan. Pemakaian paving sebagai halaman rumah banyak Kita jumpai di wilayah Kota khususnya perumahan. Karena dalam pemasangan paving memiliki celah-celah yang di rasa mampu menyerap air saat hujan sehingga dapat di kategorikan ramah lingkungan. Apakah hal ini benar?.

Faktanya meskipun paving memiliki estetika yang menarik dan pemasangan yang mudah, paving hanya mampu bekerja untuk menyerap air hanya dalam hitungan beberapa bulan saja. 

Hal ini dikarenakan celah-celah paving yang di fungsingan untuk menyerap air lama kelamaan akan tertutup oleh lumut, debu dan tanah liat. Tanah liat berasal dari mobilitas manusia yang terbawa dari ban kendaraan, sandal, dan sepatu kita.

Tanah liat dan lumut yang menutupi celah paving memiliki sifat kedap air karena pori-pori tanah liat sangatlah rapat. Sehingga hal ini berdampak pada air hujan yang tidak dapat meresap kedalam tanah.

Dokpri
Dokpri
Berdasarkan sifat paving diatas maka tak heran mengapa wilayah perkotaan sering kita temui masih terkena dampak banjir saat musim hujan. Air yang seharusnya masuk ke tanah malah menjadi aliran permukaan sehingga berakibat pada ketidakmampuan selokan atau sungai untuk menampung jumlah air hujan.

Selain menjadi salah satu penyebab banjir, paving juga memiliki dampak lain. Perlu di garis bawahi (ctrl+U) Dan di cetak tebal (Ctrl+B) sifat paving dalam jangka panjang adalah kedap air dan menambah volume aliran permukaan. Berdasarkan sifat itu maka air hujan tidak dapat masuk ke tanah. 

Akibatnya jumlah air tanah yang berasal dari hujan akan berkurang. Dampaknya adalah dalam jangka panjang kita akan kekurangan air bersih yang berasal dari sumur bawah tanah. Hal ini bisa kita lihat di beberapa kota seperti Jakarta utara, Dan Surabaya yang beberapa bagian wilayahnya sudah sulit sekali menemukan air tanah sehingga air tanah tergantikan oleh air laut yang masuk melewati rongga-rongga bumi.

Pernahkah Kita berfikir bahwa mengapa dulunya wilayah Kita tidak pernah terjadi banjir, sekarang malah sering terkena banjir saat hujan? Dulu sungai-sungai tidak meluap saat hujan, mengapa saat ini sungai-sungai meluap dan tidak mampu lagi menampung air hujan? Mengapa di beberpa wilayah memiliki air tanah yang payau? Nah.. sebagian jawabanya adalah karena kurang bijaknya penggunaan paving.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun