Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

"Jarkoni" Tak Hanya Pada Kasus Brigadir J

13 Agustus 2022   10:43 Diperbarui: 21 Agustus 2022   18:45 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KPAI mencatat bahwa sebagian besar pelaku pelecehan malah sang guru. Lingkungan pendidikan yang mestinya tempat belajar yang nyaman malah menjadi tempat terjadinya pelecehan seksual. Kejadian dugaan pelecehan oleh JEP di sekolah SPI di Batu, Malang. 

Kasus ini meski sudah masuk ke pengadilan, belum bisa diselesaikan dan masih menjadi polemik hingga saat ini.

Ilustrasi berita di media (tangkapan layar Kompas)
Ilustrasi berita di media (tangkapan layar Kompas)
Jarkoni dan hilangnya keteladanan.

Tokoh dan pemimpin selayaknya menjadi citra dari organisasi yang dipimpinnya. Mereka yang mengajak siswa, anak asuh, bawahan untuk bekerja baik, jujur, transparan, mengedepankan moralitas, mempraktekkan nilai agama yang dianut, malah menjadikannya 'the devil'. 

Ini mengerikan. Tokoh yang berkoar-koar mengajarkan hal baik malah menjadi si jahat itu sendiri. Bagaimana kepercayaan atau trust masyarakat tidak rusak.

Lingkungan pendidikan, agama, penegak hukum yang masih kita percaya sebagai wadah lahirnya orang-orang baik, tempat dimana keteladanan mudah ditemukan, tidak lagi steril. 

Tidak habis pikir kok banyak kejahatan tindak pidana malah terjadi disana. Jika kejadian itu terjadi antara sesama siswa, sesama anak asuh, sesama aparat level pelaksana, masih dapat dipahami. 

Sulit diterima akal sehat jika pelakunya malah pemimpinnya. Terlepas dari fakta bahwa manusia tidak ada yang sempurna, kita patut bertanya ada apa ini? Apa yang terjadi dengan negeri ini? Fenomena gunung es?

Sebuah pepatah Jawa yang sarat makna nampaknya tepat menggambarkan hal ini. Jarkoni alias 'iso ngujari nanging ora iso nglakoni', yang bisa diterjemahkan bahwa tidak adanya kesesuaian antara omongan dengan sikap dan perilaku alias munafik alias omong doang. 

Kita akan kehilangan kepercayaan ketika pemimpin hanya beretorika. Hanya bicara tanpa ada keteladanan. 

Jelas fenomena kejahatan di lingkungan tak biasa ini perlu upaya perbaikan total. Ikan busuk dimulai dari kepalanya. Jika memang pemimpinnya tidak benar, maka potong saja. 

Ganti para pemimpin 'Jarkoni'. Jangan biarkan institusi menjadi korban. Jangan biarkan masyarakat kehilangan harapan. Jangan biarkan keteladanan itu hilang. Telusuri lingkungan-lingkungan ini dan bersihkan dari orang jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun