Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(B)anjir.. Banjir Datang Lagi! Salahnya Toa, Air, dan Sungai!

23 September 2020   01:43 Diperbarui: 23 September 2020   12:18 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahdan di ibukota terjadi bencana banjir yang cuma disebut genangan air. Pasalnya cuma semata kaki (kaki patung pancoran), mana tepat disebut banjir. Ya kan!

Bos tidak berani memarahi warga, karena butuh 'suara'nya nanti! Takut juga disamakan dengan mantan bos yang suka marah-marah. 

Ketimbang saya yang disalahkan, bos pun cari akal. Saya akan salahkan toa, air, dan sungai! Mulailah si bos mengomeli ketiganya.

Hei Toa.. tolonglah kamu kerja yang benar! Kamu jangan diam aja sudah banjir begini! Ayo teriak kencang "Njir...njir...banjirrrrr", dampratnya pada si Toa.

Toa dengan cuek membalas "Lah.. aku itu bukan sistem.. kayak kamu bilang bos! Yang teriak itu musti anak buah mu bos! Saya cuman mengeraskan saja!" 

"Ah, banyak alasan! Sudahlah, masuk museum saja kamu!" amuk si bos!

Lalu bos pura-pura berpikir, ini pasti salah si Air. "Hei Air.. jangan nakal! Tolong kamu masuk ke dalam tanah! Jangan melawan Sunnatullah!" amuk si bos. 

Lalu Sang Air yang tidak pintar menata kata pun tertunduk lesu dan menjawab sekedarnya, "Susah pak bos, ketemunya cuman beton melulu! Lewat mana?"

Bos lalu pergi ke tepi sungai dan mengamuk disana "Hei Sungai, kok lamban sekali kamu alirkan Air?

"Sungai pun membela diri "Bukan salah saya bos, sejak bos bilang cerita melawan Sunnatullah, Air malas bergerak, mereka senang berlama-lama jalannya! Makanya tolong Air itu dinasehatin pakbos! Lagian saya dikasih sampah setiap hari sama warga mu bos! Saya jadi kayak pembuluh darah yang menyempit, susah dilalui sama Air yang pemalas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun