Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Mendadak Sepeda", Cerminan dari Ketidakpercayaan Sosial?

25 Juni 2020   09:13 Diperbarui: 26 Juni 2020   21:49 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Era New Normal ditandai dengan ramainya sepeda di jalanan. Banyak sekali yang menjadi mendadak sepeda. Mereka pergi ke tempat kerja dengan mengayuh sepeda, istilah kerennya 'bike to work'. Ada yang bilang demi gaya hidup sehat. 

Namun saya mencoba melihat dari sudut pandang berbeda. Pesepeda yang ramai ini rasa-rasanya tidak akan terjadi sekiranya tidak ada pandemi Covid-19, yang memaksa dunia memasuki fase 'new normal'

Ini tidak terjadi hanya di Jakarta, atau kota lainnya di Indonesia. Pun di negara-negara lain ini terjadi juga. Jepang, Amerika, Eropa, dan negara lainnya. Masyarakat beramai-ramai membeli sepeda sebagai alat transportasinya.

Yang menarik ditanyakan apakah pesepeda itu memang naik sepeda sebelum adanya pandemi Covid-19. Belum tentu kan? Bisa jadi karena 'terpaksa'. 

Pesepeda ini kalangan menengah ke atas?

Masyarakat pesepeda di kota besar, biasanya kalangan ekonomi menengah ke atas. Meskipun ada juga yang ekonomi biasa. Mengapa demikian? 

Mereka ini biasanya yang sering gowes ketika akhir pekan 'Car Free Day' menggunakan sepeda terbaiknya. Biasanya sepeda lipat nan mahal. Misalnya sepeda Brompton, yang harganya Rp. 25 - 50 juta. 

Sepeda lipat Brompton(Kompas/Shutterstock)
Sepeda lipat Brompton(Kompas/Shutterstock)

Harga sepeda yang paling murah saja masih sekitar Rp. 1,5 juta. Ini sepeda biasa yang bisa ditemui di pusat perbelanjaan seperti Giant atau Carrefour misalnya. 

Rasanya di masa-masa sulit seperti ini kelas ekonomi bawah, akan menjadi beban jika harus membeli sepeda. Lagian kalau rumah kecil, mau disimpan di mana itu sepeda. Bisa-bisa malah dimaling orang.  Mereka ini rasanya akan tetap menggunakan transportasi umum, atau sepeda motor yang dimiliki misalnya.

Fenomena ketidakpercayaan pada orang lain?

Pilihan menggunakan sepeda ini pun sebetulnya karena ingin menghindarkan diri dari penularan Covid-19. Meskipun misalnya kita peduli, taat protokol kesehatan, konsisten menggunakan masker, rajin mencuci tangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun