Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Revitalisasi Pasar demi Kesejahteraan Rakyat

27 Januari 2017   16:53 Diperbarui: 27 Januari 2017   17:03 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa sepertinya garis tangan selalu melemparkan diri ini pada dunia pasar tradisional. Berawal saat memasuki bangku SMU tahun jebot dulu eh dapatnya sekolahan yang deket banget dengan pasar PSPT – Tebet Timur. Siapa nyana kemarin  ( 30 tahun kemudian ) saya harus medical check up di klinik yang letaknya bersebelahan dengan pasar PSPT. Pembaca mungkin berpendapat ah ini mah situasi yang biasa aja ya kalee. Oke lanjut cerita soal kedekatan saya dengan pasar berikutnya terjadi  pas usai kuliah bergabung dengan suatu Bank Swasta  kemudian diminta mengemban tanggung jawab memegang capem di Kebayoran Lama. Letak kantornya tepat di pertigaan pasar Kebayoran Lama yang super duper macet. Yang bikin shock adalah saat acara serah terima jabatan dengan Pincapem lama yang langsung disaksikan 2 direksi.

“Kamu tahu nggak  jika ruko ini dibakar, nilai asuransinya bisa menutup kerugian yang timbul selama cabang ini kamu pegang lima tahun.” Direktur I angkat bicara pada Pincapem lama.

Haaah rugi lima tahun? Jadi kantor ini belum pernah untung sejak berdirinya?

Direktur II itu melanjutkan pesan kali ini ke saya, “Cukup setahun untuk bikin kantor ini untung ya soalnya kalau tetap merugi, kita akan tutup saja.”

Gubraak….hening sembari mikir yang kerja lima tahun aja gak bisa bikin untung kantor, bagaimana urusannya dengan  saya yang hitung-hitung anak kemarin sore?

dokumen: pribadi
dokumen: pribadi
Usai sertijab, saya langsung mempelajari laporan keuangan capem dan menemukan fakta kalau size bisnis kantor terlalu kecil hingga tidak bisa menutupi biaya operasional kantor. Tidak ada jalan lain selain memperbesar  dan memperluas bisnis dengan menjaring sebanyak mungkin nasabah. Caranya dengan melakukan serangkaian blusukan mendatangi tiap kios atau toko di sekitaran kawasan Kebayoran Lama itu. Kawasan yang selain terdiri dari suatu bangunan pasar bertingkat  juga dikelilingi oleh rangkaian toko dan kios milik sendiri. Sebagian terletak di seberang pasar karena pasar berada di hook. Satu demi satu didatangi dan siapa nyana toko-toko yang ada di situ kendatipun hanya berjualan barang-barang sederhana macam panci alumunium dan alat-alat kelontong, toko bahan kue, toko meubel dan toko emas 16 karat demikian juga yang berdagang buah, sayur, ikan dan daging di dalam pasar memiliki dana minimum Rp. 500 juta. Jumlah yang cukup besar apalagi sekitar 10 tahun lalu.  Maka tak heran asset capem bank yang semula berada di bawah Rp. 5 Milyar akhirnya berkembang  menjadi sekitar Rp. 50 Milyar dalam waktu kurang dari setahun. Pencapaian itu mengantarkan  kantor capem Kebayoran Lama mendapat penghargaan sebagai salah satu kantor cabang/ capem terbaik se Indonesia.

dokumen: pribadi
dokumen: pribadi
Pasar Kebayoran Lama sendiri merupakan pasar yang nyaris tak pernah tidur. Aktifitas sudah dimulai sejak sebelum Subuh dimana para pemilik warteg, catering maupun resto  kulakan ( membeli sayuran, buah segar dan daging ) dari Kebayoran Lama.  Ronny SIanturari yang artis dan pemilik café juga membeli buah-buahan untuk juicenya di pasar Kebayoran Lama.  Pedagang menggelar lapaknya hingga ke jalanan menyisakan area yang sempit bagi kendaraan untuk berjalan. Kelihatannya Pasar itu akan baik-baik saja walaupun ada gempuran dari hypermarket yang mulai berdatangan. Dekat area itu tepatnya di jalan menuju kawasan Ciledug ada sebuah hypermarket namun juga tidak kebanjiran pembeli  seperti di lokasi-lokasi lain. Konsumen lebih memilih untuk berbelanja di pasar Kebayoran Lama.

Setelah itu saya ditugaskan pada beberapa capem lain yang berdekatan dengan pasar dan rata-rata kantor merasakan pertumbuhan pesat bahkan ada capem yang sampai dibuatkan kantor baru yang megah, Dari capem Klender, Kalimalang hingga cabang Jatinegara.  Sepertinya para pedagang di sana bakalan bertahan kendatipun hypermarket sudah makin banyak bermunculan.

dokumen: pribadi
dokumen: pribadi
Ketika saya turut suami mukim di kawasan industri Gresik yang jauh dari pusat kota, tentunya sangat memerlukan kehadiran Pasar. Ada  dua pasar rakyat dekat tempat tinggal kami, yang pertama bukanya sejak jam 12 malam hingga masuk waktu Subuh.  Suami lebih menyukai jalan pintas dengan naik perahu tambang menyeberangi sungai Brantas dibandingkan melalui  jalan darat. Perjalanan yang sedikit mengerikan saat kita melintasi sungai Brantas yang lebar di malam hari.  Saya jadi terkejut melihat tampilan pasar yang tradisional sekali. Seperti de javu jumpa pasar era 70an. Penampilannya sangat sederhana berupa hamparan lapak-lapak berbentuk amben kayu berkaki dimana pedagang duduk dan menggelar dagangannya. Area gelaran lapak yang lapang hanya beratapkan ilalang. Suasananya sungguh ramai tidak terasa bahwa saat itu waktunya orang lelap. Gresik yang merupakan kota industri memang tak pernah tidur. Pasar tradisional yang lain terletak di jalan antara Gresik – Mojokerto dan kondisinya hampir sama, pedagang berjualan dan menggelar barang di atas amben kayu berkaki. Karena pasar yang ini buka di siang hari yang terik kesan kumuh tidak bisa dihindari, saya cuma bisa mengelus dada mengingat Gresik adalah kabupaten dengan pendapatan GDP tertinggi seprovinsi Jawa Timur.

Dokumen: santai furniture
Dokumen: santai furniture
Akhirnya saya lebih memilih untuk belanja di Minimart yang bertebaran di dekat rumah, ada 4  Al***mart dan In***mart yang letaknya berdekatan. Sementara untuk sayur, buah dan daging atau ikan cukup belanja melalui warung kecil dekat rumah.  Sungguh mengerikan melihat jajaran Minimart dalam jarak yang cukup rapat, masih lebih baik pengaturan yang di Jakarta. Belakangan saya baru tahu kalau perizinan lokasi minimart sebenarnya juga merupakan melibatkan izin dari  RT dan RW sebagaimana dilakukan di dekat rumah saya yang di Jakarta.

Kondisi maraknya pertumbuhan Minimart ternyata tidak hanya terjadi di Gresik tapi pada beberapa kota di Jawa Timur yang kami lewati tiap kali traveling. Lucunya minimart tersebut sebenarnya juga tidak terlalu ramai seperti minimart yang ada dekat rumah di Jakarta. Keberadaan Hypermarket juga mulai banyak namun pengunjungnya  tidak seramai hypermarket di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun