Lantas apa maksud Sandiaga menggunakan kalimat darah penghabisan yang dengan mudah diasosiasikan dengan kekerasan? Narasi-narasi berdarah-darah ini, sadar atau tidak, telah ikut memanaskan situasi sebelum terjadi kerusuhan di beberapa titik di Jakarta.
Cukup sudah, peristiwa berdarah-darah di tahun 1965 dan 1998 tidak boleh terulang lagi. Rakyat yang cerdas tidak ingin dikorbankan hanya untuk kepentingan segelintir elite itu. Nah, beberapa titik sudah terjadi kerusuhan.Â
Pertanyaan berikutnya adalah dimana Prabowo dan Sandiaga, saat kerusuhan di berbagai titik di Jakarta itu terjadi? Apakah mereka sedang ngopi-ngopi sambil melihat live reportase di televisi? Entahlah.Â
Tapi yang saya tahu, pemimpin yang baik adalah mereka yang berkorban untuk kepentingan rakyat, bukan mengorbankan rakyat utuk kepentingan politiknya. Tetap tenang dan rasional. Jangan mau kita diadu domba sementara para elite tertawa sambil berak di atas kepala kita.