Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sulur-sulur Pendusta

11 Mei 2021   01:22 Diperbarui: 11 Mei 2021   02:02 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman pendusta. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Si sulur merunduk, lalu tanah di sekitarnya mulai retak, dan dari dalamnya muncullah umbi tanaman. Umbi itu masih tersambung dengan si sulur, dan perlahan umbi itu bangkit dan berdiri di depan si nona.

"Ikutlah kami." kata umbi tanaman itu.

Lalu si nona mengikuti mereka berdua. Di depan mereka, ada sebuah pusaran lubang yang berputar tiada henti.

"Ayo masuk ke dunia kami." kata umbi itu, lalu ia beserta sulurnya melompat ke dalam lubang itu, dan diikuti oleh si nona.

Si nona dibawa ke dalam sebuah ruangan. Dindingnya terbuat dari bata yang rapi. Di depannya ada perapian yang menyala, dan di dekatnya ada sebuah jendela terbuka. Lalu ia berjalan kesana dan melihat dari balik jendela.

"Ini.. menakjubkan!" katanya, sambil tercengang melihat banyak sekali sulur tanaman dimana -- mana.

"Selamat datang di rumah kami." kata si umbi itu.

"Tempat ini hijau sekali! Kemanapun aku melihat, selalu ada tumbuhan segar dan rimbun! Aku suka melihatnya! Ini ada dimana?"

"Sekarang kau ada di dunia bunga."

"Dunia bunga?"

"Benar. Dunia kami dan duniamu sebenarnya berdampingan. Lihatlah!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun