Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menyepi Sejenak bersama Ivo, Si Petani Jeruk yang Tinggal di Lereng Georgia-Estonia lewat Film Drama "Tangerine"

6 Maret 2021   03:57 Diperbarui: 6 Maret 2021   04:07 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ivo, seorang petani jeruk di lereng Eropa tak sengaja menemukan seorang tentara Estonia dan pejuang Georgia yang terluka. Keduanya dibawa dan dirawat hingga pulih, namun karena kedua pemuda itu tengah membela negaranya masing -- masing, tidak mudah bagi Ivo menjalani hari bersama mereka.

Menonton film adalah satu kegiatan mengasyikkan. Selain menghibur penontonnya, film juga bisa menawarkan pesan moral. Kemarin saya iseng lihat - lihat daftar film di situs IMDB. Dari 250 judul film, saya tertarik ke satu film di urutan bawah yaitu film berjudul Tangerine yang memiliki rating 8 lebih sedikit.

Saya sempat salah mengira. Mulanya saya pikir Tangerine bercerita tentang buah asam, tapi setelah melihat filmnya ternyata arti kata Tangerine adalah jeruk, bukan asam. Setelah itu saya baru ingat kalau bahasa Inggris-nya buah asam adalah Tamarine.

Meski begitu, jeruk hanya selingan saja. Film ini lebih menampilkan orang - orang yang tinggal di kebun jeruk itu dan interaksi yang terlibat di antara mereka. Tokoh utamanya adalah Ivo, seorang pengrajin boks yang tinggal di lereng Eropa. Ia ditemani oleh Margus, petani jeruk berbadan gemuk dan setia. Keduanya memanen jeruk dan ingin menjualnya, namun terhalang oleh perang antara Georgia dengan Estonia.

"Ahmed yang menjadi tentara bayaran untuk mencukupi keluarganya, dengan sukarela memberikan segepok uang kepada Margus agar Margus bisa pulang. Sementara Nika yang ikut berperang karena melaksanakan kewajiban negaranya, justru menyelamatkan nyawa Ahmed saat ditembaki musuh."

Di sepanjang film, penonton akan diajak menikmati alam pegunungan Eropa yang lembap namun hangat. Setting film diambil di sekitar daerah perbatasan Georgia -- Estonia, dimana banyak terdapat pohon cemara yang berkabut, lereng yang tanahnya miring dan daerah perbukitan bernuansa temaram. Jadi meski durasinya hanya satu setengah jam, penonton bakal merasa adem, seperti benar -- benar ikut terjun dan tinggal disana.

Sumber: Samuel Goldwyn Films via IMDB
Sumber: Samuel Goldwyn Films via IMDB
Kalau dilihat dari ceritanya, film ini pinya cerita yang ringan tapi memiliki pesan moral yang berbobot. Tidak banyak adegan yang menampilkan adu fisik, tapi yang lebih banyak disorot adalah bagaimana pak tua merawat dua pejuang muda yang tengah terluka secara fisik dan emosi. Lewat pelayanannya itulah pesan moral bisa diambil. Banyak pesan moral yang termuat dalam film ini, dan beberapa yang layak untuk dicermati adalah sebagai berikut.

Bersahabat Dengan Warga Negara Lain Yang Tak Sepaham

Ahmed adalah tentara Estonia, sedangkan Nika adalah pejuang Georgia. Keduanya sama - sama terluka akibat insiden adu tembak, dan tak sengaja ditemukan serta dirawat di rumah Ivo. Saat pulih, kedua musuh itu tak bisa menolak untuk duduk dan minum teh bersama.

"Tentara pertama yang dirawat tahu kalau Ivo juga merawat pejuang yang menjadi musuhnya. Ia bilang akan menghabisi orang itu dan meminta Ivo untuk tidak menyelamatkan, namun Ivo tetap akan merawatnya meski dia bukan saudara atau temannya."

Awalnya suasana ruang makan jadi canggung dan penuh dendam, bahkan salah seorang dari keduanya melempar cangkir teh kepada lawannya. Tapi berkat keluwesan Ivo, jarak antar keduanya tak bertambah jauh melainkan makin mengenal satu sama lain.

Ahmed yang menjadi tentara bayaran untuk mencukupi keluarganya, dengan sukarela memberikan segepok uang kepada Margus agar Margus bisa pulang. Sementara Nika yang ikut berperang karena melaksanakan kewajiban negaranya, justru menyelamatkan nyawa Ahmed saat ditembaki musuh. Kekakuan pikiran Ahmed dan Nika pelan - pelan mencair setelah Ivo dan Margus mengajak mereka duduk bersama dan merenungkan arti persahabatan.

Menolong Warga Tanpa Membedakan Etnis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun