Peran Sekolah yang Tak  Tergantikan
Kesuksesan kegiatan ini juga tidak lepas dari dukungan pihak sekolah. Kepala sekolah, guru, dan staf mendampingi kami sejak awal hingga akhir. Mereka memfasilitasi ruangan, menyiapkan siswa, hingga memberi masukan tentang cara menyampaikan materi agar lebih sesuai dengan karakter remaja.
Kami sadar, kolaborasi semacam ini perlu dijaga dan bahkan diperluas. Edukasi HAM tidak cukup dilakukan sekali. Ia harus terus diulang, disisipkan dalam berbagai aktivitas sekolah---baik formal maupun nonformal.
Melangkah Lebih Jauh
Selain kegiatan utama, kami juga menyusun laporan, membuat dokumentasi video yang kini bisa diakses publik, dan mempublikasikan artikel di media sosial agar semangat edukasi HAM ini menjangkau lebih banyak orang.
Tentu kami berharap, apa yang kami lakukan bisa menjadi pemantik bagi sekolah lain, mahasiswa lain, atau komunitas manapun untuk turut serta menyuarakan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
Apa arti pendidikan jika tidak mengajarkan kita untuk saling menghargai? Menanamkan kesadaran HAM sejak dini bukan hanya tugas sekolah atau pemerintah, tetapi tugas kita semua.
Pengalaman di MTs At-Taqwa telah membuka mata kami bahwa siswa bisa sangat terbuka dan antusias belajar tentang HAM, asal disampaikan dengan cara yang tepat.
Semoga apa yang kami mulai ini bisa menjadi langkah kecil menuju lingkungan sekolah yang lebih adil, ramah, dan penuh empati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI