PSEUDO LIFEÂ telah jadi gaya hidup kekinian tanpa kita sadari, yaitu kehidupan semu atau palsu, tidak jadi diri sendiri, karena "Terkooptasi Algoritma Artificial Intellegence". Â Hidup dengan realitas artifisial, terasa nyata, padahal kehidupan semu atau palsu (PSEUDO-LIFE).
Pseudo-Life adalah istilah menggembarkan situasi "Kehidupan Semu atau Palsu", realitas hidup yang nampak autentik, nyata dan bermakna, padahal sudah kehilangan keasliannya karena semua informasi, interaksi dan pilihan pribadi telah direkayasa Algoritma AI.
Secara etimologi pseudo berarti "palsu","tidak asli" atau "menyerupai". Sedangkan life berarti kehidupan, pengalaman atau realitas. Jadi, pseudo life adalah kualitas pengalaman hidup yang kehilangan keasliannya karena telahdisaring "Algoritmic Filter".
Singkatnya, pseudo life adalah realitas palsu yang diyakini nyata, dan substansi digantikan penampilan, keaslian digantikan oleh rekayasa sistem.
Gambaran spesifik pseudo life adalah identitas semu dan identitas diri dikurasi, misalnya orang hanya menampilan sisi kehidupan paling sempurna, bahagia atau kemewahan, padahal kenyataannya hidup orang tersebut kesepian, banyak hutang dan tidak bisa menikmati momen kehidupan.
Fenomena itu menggambarkan seseorang telah ditimpa pemenuhan kebutuhan semu, mengutamakan citra atau status sosial sebagai simbol. Membeli sesuatu bukan karena kegunaan atau kualitas melainkan untuk penampilan, simbol status, dan rasa tidak ketinggalan tren atau FOMO (Fear of Missing Out), atau kecemasan sosial kuatir melewatkan pengalaman menyenangkan, terutama untuk terlihat bahagia di media sosial.
Adakalanya orang menikmati sajian makanan dan minuman di cafe berlebel produk premium dan berharga mahal bukan karena menikmati tetapi demi citra sosial (Vibes). Itu semua  sebenarnya "Kepuasaan Artifisial", semu dan palsu karena terpapar Deepfake dan Hoax atau berita palsu hasil rekayasa Algoritma AI.
Kepuasaan semu itu terjadi karena "Gema Algoritmik" (Echo Chamber), yaitu efek media sosial dan berita online hanya menyajikan informasi yang sesuai dengan pandangan atau preferensi pegguna, sehingga pengguna menerima realitas palsu, terditorsi dan sempit.
Seseorang terpapar berita yang hanya sesuai dengan pandangan hidupnya, baik gaya hidup maupun komunitasnya karena telah terkooptasi informasi menciptakan kehidupan semu dan terpolarisasi.
DAMPAK PSEUDO LIFE