Ditengah keterbatasan ruang fiskal, dan Shringking Fiscal Space atau ruang fiskal menyusut, diperlukan strategi kebijakan fiskal yang pruden, inovatif dan fokus meningkatkan produktivitas dan nilai tambah untuk mewujudkan visi "Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan".
Untuk mengoptimalkan Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menerapkan strategi "Collecting More, Spending Better, and Innovating Financing".Â
Pemerintah dituntut memperkuat pendapatan negara tanpa iklim investasi terganggu, perluasan basis pajak dan optimalisasipenerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebagai bentuk Collecting More.
Melakukan efesiensi dengan prinsif setiap uang belanja dialokasikan pada program memiliki dampak ganda (multiplier effect)Â terhadap pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan bukan hanya meningkatkan pendapatan nasional, tetapi memiliki dampak signifikan juga terhadap seluruh lapisan masyarakat (inklusif).
Pertumbuhan inklusif berarti pertumbuhan yang dapat mengurangi kemiskinan, ketidaksetaraan pendapatan dan kesenjangan sosial. Sedangkan efek pengganda pertumbuhan berkelanjutan artinya memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa akan datang memenuhi kebutuhan mereka.
Ini adalah konsep pembangunan ekonomi pendekatan holistik yang menolak model pembangunan ekslusif yang hanya fokus pada pertumbuhan angka PDB (Produk Domestik Bruto) tetapi mengabaikan pemerataan, keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. Konsep ini lajim disebut Ekonomi Berkelanjutan (Sustainable Economy).
Untuk bisa mengatasi dikotomi antara ruang fiskal yang menyusut dan tuntutan ekonomi inklusif dan berkelanjutan diperlukan strategi transformasi fiskal yang cerdas, inovatif dan terarah sehingga melahirkan katalisastor ekonomi, yaitu kebijakan memicu, mempercepat dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Sehingga jadi pendorong utama aktivitas ekonomi lebih efesien, produktif dan inovatif.
TRANSFORMASI KATALISATOR EKONOMI
Untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan atau Sustainable Economy ditengah kondisi keterbatasan ruang fiskal salah satu strategi yang dilakukan adalah Investasi Swasta terutama "Investasi Hijau" yang didukung kebijakan Fiskal inovatif dan efisien. Keterlibatan sektor swasta jadi sangat penting karena kan mengurangi beban fiskal, sehingga pemerintah dapat mengalokasikan dana yang terbatas ke sektor prioritas seperti pendidikan, kesehatan dan program perlindungan sosial.
Meningkat dan semakin tinggi peran Swasta menggeser peran pemerintah dari penyedia utama menjadi fasilitator dan regulator melalui kebijakan fiskal yang terarah dan inovatif utuk investasi berkelanjutan yang memiliki multiplier effect besar berupa peningkatan investasi, penciftaan lapangan kerja, inovasi teknologi,kemajuan UKM, dan peningkatan konektivitas dan kualitas infrastruktur.