Sepengetahuan kaum muda yang masih idealis, demokrasi itu jalan terbaik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi dalam kenyataannya para elit politik justru hanya melaksanakan demokrasi prosedural demi kepentingan sempit. Contohnya mengutak-atik konstitusi sesuai dengan kepentingan  masing-masing.
Lebih parah lagi, lingkaran kekuasaan politik justru dikuasai oleh oligarki dan segelintir penguasa ekonomi beserta keluarga dan kroni-kroninya. Artinya, profesionalisme dalam meniti karir tidak berjalan dengan baik. Karena untuk jadi orang sukses di Indonesia banyak dipengaruhi faktor patron, kolusi dan nepotisme, bahkan sarat dengan korupsi.
Bukan rahasia umum, istilah "Ordal" (orang dalam) sudah banyak dipercayai sebagai salah satu cara untuk bisa sukses di berbagai lapangan pekerjaan di Indonesia. Dan anak-anak pejabat dengan mudahnya naik kelas jadi elit penguasa di negeri ini.
Fenomena itu diperburuk lagi oleh kondisi perekonomian nasional serta global yang belum menjanjikan ke arah lebih baik. Sementara para elit politik serta anak pejabat serta kroninya justru tampil di permukaan dengan penampilan gagah dan tersenyum lebar bagaikan tidak ada kekurangan atau masalah yang mengkuatirkan di tengah-tengah masyarakat.
Sejauh kondisi di dalam negeri masih memprihatinkan bagi kaum muda, serta ada tawaran atau peluang lebih baik di luar negeri mendukung pertumbuhan karir serta peningkatan taraf hidup yang lebih terjamin, suka tidak suka kaum muda yang identik memiliki idealisme serta kebebasan menentukan pilihan, mereka akan memilih jalan terbaik di belahan dunia mana pun sesuai dengan harapan mereka.
Elit penguasa atau elit politik justru diminta melakukan instropeksi diri, atau lebih sering melaksanakan "Retreat"Â sebagai sebuah jalan melakukan refleksi, membersihkan bathin untuk mempertajam mata hati sehingga memiliki kemampuan memahami dan merasakan perasaan orang lain.
Dengan memiliki kemampuan memahami perasaan orang lain, atau dengan mampu memproyeksikan diri terhadap diri dan perasaan orang lain, terutama rakyat, maka para pemimpin selanjutnya mampu memberi sesuatu sesuai dengan realita di lapangan.
Ekspresi jiwa kaum muda lewat tagar Kabur Aja Dulu harus dimaknai sebagai sebuah pesan penting bahwa ada sesuatu hal penting yang harus dipahami serta diwujudkan dibalik keresahan mereka. Resah dan Kuatir yang muncul dari dalam diri orang muda itu tidak dapat dipungkiri sebagai efek produk kondisi yang sedang terjadi di dalam negeri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI