Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tagar Kabur Aja Dulu Bahan Refleksi Retreat

20 Februari 2025   21:23 Diperbarui: 20 Februari 2025   21:23 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kompas.Com

Fenomena  maraknya Tagar / Tanda pagar Kabur Aja Dulu jangan dipolitisir mendeskreditkan generasi muda Indonesia dengan tuduhan memudarnya jiwa Nasionalisme mereka. Justru sebaliknya, dibalik ungkapan itu justru tersirat pesan terselubung nada keresahan kaum muda terhadap kondisi aktual Bangsa Indonesia saat ini.

#KaburAjaDulu identik sebagai ekspresi kegalauan, protes dan alternatif pilihan bagi generasi muda saat ini dalam menyikapi kondisi kehidupan politik dan ekonomi Indonesia saat ini yang menurut pandangan orang muda kondisi negara saat ini sedang dirundung kondisi sedang tidak baik-baik saja.

Ungkapan "kabur aja dulu", secara inplisit mengandung makna : "Jika memungkinkan, memilih meninggalkan Indonesia untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri untuk perbaikan nasib, atau meniti karir untuk kehidupan lebih baik".

Artinya, ada sesuatu hal yang dianggap membuat ketidakpastian masa depan maupun kehidupan lebih layak di dalam negeri. Sudah barang tentu kondisi tersebut sebagai produk kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan mereka. 

Elit politik, khususnya pemerintah dalam hal ini semestinya berupaya memproyeksikan diri ke posisi kaum muda ini untuk dapat memahami dengan persis apa yang sedang dialami maupun dirasakan orang muda. Bukan sebaliknya mendeskreditkan mereka dengan menuduh terdegradasinya nilai-nilai nasionalisme mereka.

Dengan bekerja atau meniti karir di negara lain bukan berarti secara serta merta mereka memilih bukan lagi sebagai bagian bangsa Indonesia, dan seakan mereka tidak memiliki rasa cinta lagi terhadap negerinya.  Apalagi kini kita tengah hidup di tengah situasi globalisasi, terasa tidak ada lagi batas antar negara, dan karena kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, semua seisi dunia telah terkoneksi.

Ironisnya lagi, sikap autokritik yang dilakukan kaum muda lewat tagar "Kabur Aja Dulu" yang kemudian berkembang jadi tagar "Indonesia Gelap" ditanggapi dengan kata-kata kasar dan dengan nada sarkasme oleh elit penguasa. Misalnya dengan memberi tanggapan dengan mengatakan "YANG GELAP KAU, BUKAN INDONESIA".

Ucapan seperti ini bukan hanya kontra-produktif, tetapi menunjukkan sebuah sikap kesombongan penguasa, serta merasa orang paling benar diantara semua orang, sehingga menganggap "remeh-temeh pendapat orang lain".

Sikap kepemimpinan yang tidak ber-empathy serta terkesan arogan seperti ini telah lama berlangsung, kemudian terakumulasi jadi ketidaknyamanan, bahkan rasa muak serta membosankan bagi kaum muda, sehingga kemudian memandang tidak nyaman kehidupan di dalam negeri. Karena banyak ucapan dan tindakan elit politik tidak sesuai dengan harapan mereka.

Generasi muda sebagai pemilik masa depan, kritis dan edukatif telah lama disuguhi pemandangan tingkah polah elit politik yang tidak sepadan antara pengetahuan yang ideal dengan perbuatan atau tindakan. Sebagai elit politik banyak yang mempertontonkan sikap pragmatis, menghalalkan cara demi kepentingan diri sendiri maupun kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun