Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arief Hidayat Hakim MK dan Ketua PA GMNI Tidak Langgar Kode Etik

28 Maret 2024   12:53 Diperbarui: 28 Maret 2024   13:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Berita Buana

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, semua organisasi mahasiswa Kelompok Cipayung bersifat independen, dan tidak berafiliasi dengan partai politik, walau secara historis organisasi mahasiswa itu memiliki kedekatan ideologi perjuangan dengan beberapa partai politik.

Oleh karena itu betapa naif jika organisasi mahasiswa tersebut dituduh memiliki afliasi dan underbouw partai politik.

Arief Hidayat dilaporkan karena dikuatirkan rentan tidak netral, melanggar etika karena kapasitasnya sebagai Ketua Persatuan Alumni GMNI.

PA GMNI merupakan wadah berkumpulnya alumni GMNI paska tidak jadi mahasiswa lagi. Dimana alumni GMNI sendiri tersebar di banyak organisasi, partai politik, berbagai lembaga profesi, perguruan tinggi maupun sebagai wiraswasta.

Dengan demikian PA GMNI sebagai wadah berkumpul alumni GMNI bukan melulu berorientasi politik, apalagi hanya condong ke salah satu partai politik. 

Sikap PA GMNI jelas independen, karena para kader GMNI pada prinsifnya memilih tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana.

Arief Hidayat sebagai Ketua Umum DPP PA GMNI periode 2021-2026 hasil Kongres ke IV PA GMNI 6-8 Desember 2021 di Bandung, sebelum terpilih di Kongres sebagai Ketua PA GMNI, sebagai salah seorang Hakim MK telah memperoleh ijin dari Dewan Etik Mahkamah Konstitusi yang ditandatangani Ketua Dewan Etik MK, Prof. Ahmad Sodiq dan Prof. Syafii Maarif serta Prof. Soedjito sebagai anggota.

Itulah sekelumit gambaran sesungguhnya PA GMNI yang pada hakikatnya sebagai organisasi alumni mahasiswa yang identik dengan kaum intelektual dan kader militan yang sebelumnya berkiprah di kawah chandradimuka organisasi mahasiswa kaum nasionalis bernama GMNI.

Selama aktivis pergerakan di GMNI para kader merupakan kader tulen nasionalisme, dan berkiblat pada ajaran-ajaran Sukarnois, terutama marhaenisme.

Tetapi setelah alumni, tanpa meninggalkan akar ideologi berkiprah di berbagai profesi dan pekerjaan, baik di perguruan tinggi jadi dokter, hakim, jaksa, anggota legislatif maupun eksekutif maupun sebagai entrepreneur.

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang banyak alumni GMNI berkiprah di panggung politik masuk sebagai kader partai PDI Perjuangan. Itu adalah pilihan berdasarkan kedekatan ideologis dan visi missi perjuangan, bukan karena GMNI underbouw PDI Perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun